KAJIAN INTERTEKSTUAL FILM BATAS KARYA RUDI SOEDJARWO DAN FILM SOKOLA RIMBA KARYA RIRI RIZA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi: (1) unsur intrinsik film Batas karya Rudi Soedjarwo dan film Sokola Rimba karya Riri Riza; (2) intertekstual sastra dengan persamaan, perbedaan, hiporam, dan transformasi unsur intrinsik film Batas karya Rudi Soedjarwo dan film Sokola Rimba karta Riri Riza; (3) rencana pelaksanaan pembelajaran film di kelas XI SMA. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan intertekstual. Pendekatan tersebut bertujuan untuk mencari hubungan intertekstual antara film Batas dan film Sokola Rimba. Sumber data penelitian ini adalah film Batas (B) dan film Sokola Rimba (SR). Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi. Teknik analisis data dengan teknik analisis isi dan teknik penyajian hasil analisis menggunakan metode informal. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) unsur intrinsik film Batas meliputi: (a) alur: lurus; (b) tokoh: (i) tokoh utama: Jaleswari bersifat pemberani dan bertanggungjawab (ii) tokoh protagonis: Panglima Adayak berwibawa, Nawara baik hati, Arif bersifat protektif, Adeus bersifat mudah terpengaruh, (ii) tokoh antagonis: Otig bersifat licik dan dengki; (3) dialog: menggambarkan keadaan watak; (d) latar/setting: (i) latar tempat: jalan menuju Entokong, sungai Kahayan, rumah Panglima, rumah Nawara, warung Otig, border, dan sekolah, (ii) latar waktu: pagi, siang, dan malam, (iii) latar sosial: masyarakat pedesaan; (e) tema: mengangkat masalah pelecehan seksual dan masalah pendidikan. Unusur intrinsik SR meliputi: (a) alur: maju; (b) tokoh: (i) tokoh utama: Butet bersifat berani dan bertekad kuat, (ii) tokoh protagonis: Dr. Astrid bersifat tegas, Tumenggung bersifat penengah, (iii) tokoh antagonis: Bahar bersifat licik dan Ibu Bungo bersifat kolot; (c) dilog: menggambarkan keadaan watak; (d) latar: (i) latar tempat: pinggir sungai, belakang bukit, warung, rumah ibu Pariyan, (ii) latar waktu:pagi, siang, sore, dan malam, (iii) latar sosial: masyarakat pedesaan; (e) tema: mengangkat masalah eksploitasi tanah, dan masalah pendidikan; (2) intertekstual sastra persamaan film B dan film SR terletak pada aspek: (a) alur: alur lurus mengalami modifikasi; (b) penokohan: tokoh utama perempuan mengalami modifikasi; (c) dialog: menggambarkan watak mengalami ekspansi; (d) latar: (i) latar tempat: sungai, latar waktu: pagi dan malam, latar sosial: masyarakat pesesaan mengalami modifikasi; (e) tema yang digunakan dalam kedua film tersebut membahas masalah pendidkan mengalami ekspansi. Perbedaan film Batas dan SR: (a) latar tempat: Kalimantan pada film B dan di Jambi pada film SR; (b) tema, pada film B mengangkat masalah pelecehan seksual sedangkan pada film SR mengangkat masalah eksploitasi tanah. Hipogram: (a) ekspansi: tokoh utama, (b) konversi: dialog, (c) modifikasi: latar tempat, waktu, dan sosial, (d) ekserp: tokoh. Transformasi: wujud transformasi tokoh, alur, dan latar; (3) Rencana pelaksanaan pembelajaran film B dan film SR yakni pada KD. 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu film/drama baik melalui lisan maupun tulisan, dan KD. 3.2 membandingkan unsur intrinsik ulasan/reviu film/drama baik melalui lisan maupun tulisan dengan metode VAK (visual auditory kinestetik