Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yang mengacu
pada Pengembangan Jaringan irigasi dalam hal pengaturan distribusi air Daerah
Bendung Pekatingan. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) untuk mengevaluasi
kemampuan debit yang tersedia dilokasi penelitian, sehingga pengembangan
jaringan irigasi dapat dilakuakan. (2) ubtuk menganalisa faktor K atau faktor
penyedia air relatif (PAR). (3) membuat model pengembangan pembagian air DI
Pekatingan.
Studi ini mengambil lokasi di Daerah Irigasi Bendung Pekatingan yang
terletak di Desa Binangun, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Provinsi
Jawa Tengah. Teknik pengupulan data dilakukan dengan cara observasi yang
kemudian data diolah. Dari hasil perhitungan tersebut, ketersediaan sumber daya
air yang ada dianaisis dan diinterprestasikan.
Hasil dari data ketersediaan air periode setengah bulanan, maka besarnya debit
andalan 80 % yang terjadi cukup bervariasi, dimana debit terbesar terjadi pada bulan
Mei Periode II yaitu sebesar 17,64 m3/dt, dan debit terkecil terjadi pada bulan Oktober
Periode I dan II yaitu sebesar 0,00 m3/dt. Dari hasil antara debit andalan dan kebutuhan
air terhadap luas areal yang dapat dikembangkan menjadi areal irigasi, yaitu kondisi
pada Musim Tanam I mengalami surplus, pada Musim Tanam II mengalami defisit pada
bulan Maret periode I sebesar -1,1 m3/dt, dan bulan April periode I sebesar -1,13 m3/dt.
Pada Musim Tanam III juga mengalami defisit pada bulan Agustus periode I sebesar -
0,68 m/dt, bulan September periode I sebesar -0,448 m3/dt, dan bulan Oktober periode I
sebesar -0,21 m3/dt. Berdasarkan analisis faktor K didapat nilai rata-rata faktor K dari 3
(tiga) musim tanam yaitu sebesar 5,72 untuk musim tanam I (MT-I), 4,563 untuk musim
tanam II (MT-II), dan 4,18 untuk musim tanam III (MT-III). Sehingga pola pemberian
air untuk musim tanam I (MT-I), musim tanam II(MT-II), musim tanam III (MT-III)
adalah menggunakan pola irigasi menerus Dari perhitungan Neraca Air terjadi
pengembangan pada Musim Tanam I (MT-I) kondisi airnya surplus atau berlebih
sehingga dapat dikembangkan untuk mengairi DI dan sekitarnya.