Abstract:
Pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi di wilayah Sub DAS Kodil
yang semakin meningkat akan berdampak besar pada perubahan tata guna lahan.
Perubahan tata guna lahan tersebut akan mengakibatkan jumlah infiltrasi semakin
kecil dan jumlah aliran limpasan bertambah, sehingga apabila dibiarkan maka akan
mengakibatkan banjir. Hal tersebut tentu perlu dianalisis seberapa besar perubahan
aliran permukaan dan karakteristik hidrograf pada Sub DAS Kodil, sehingga dapat
diambil langkah-langkah yang sesuai untuk menangani masalah tersebut.
Banyak cara yang dapat dilakukan sebagai upaya mengendalikan banjir. Cara
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengendalian secara non-struktural, yaitu
dengan revitalisasi. Cara ini dilakukan dengan mengubah semak belukar, kebun
campur, dan tegalan menjadi hutan. Cara lain yang digunakan sebagai upaya
pengendalian banjir di Sub DAS Kodil yaitu dengan revitalisasi yang ditambah
dengan sumur resapan.
Karakteristik hidrograf banjir pada Sub DAS Kodil melengkung tajam, artinya
ketika banjir terjadi untuk sampai pada debit maksimumnya dibutuhkan waktu yang
singkat dan secara singkat pula waktu yang dibutuhkan untuk surut. Revitalisasi pada
Sub DAS Kodil mampu menurunkan debit pada kala ulang 5, 10, 20, dan 50 tahun
sebesar 20,57 %; 20,78 %; 20,85 %; 20,88 %. Berdasarkan hasil analisis
pengendalian banjir non-struktural dengan revitalisasi masih belum maksimal
sehingga ditambahkan sumur resapan sebagai upaya pengurangan debit banjir. Hasil
dari simulasi adanya penambahan sumur resapan pada kala ulang 5, 10, 20, dan 50
tahun mampu menurunan debit sebesar 32,17 %; 32,83 %; 33,05 %; 33,16 %.