Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa dengan model TAPPS lebih baik daripada
PBL, (2) apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan minat
tinggi lebih baik daripada minat sedang maupun rendah dan apakah siswa dengan
minat sedang lebih baik daripada minat rendah, (3) apakah kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa dengan minat tinggi yang mendapatkan
model TAPPS lebih baik daripada PBL, (4) apakah kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa dengan minat sedang yang mendapatkan model TAPPS
lebih baik daripada PBL, (5) apakah kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa dengan minat rendah yang mendapatkan model TAPPS lebih baik daripada
PBL, (6) apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan minat
tinggi yang mendapatkan model TAPPS lebih baik daripada minat sedang dan
rendah, (7) apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan
minat tinggi yang mendapatkan model PBL lebih baik daripada minat sedang dan
rendah.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 13
Purworejo tahun pelajaran 2016/2017. Teknik sampling yang digunakan adalah
cluster random sampling dan diperoleh siswa kelas VII D dan VII E sebagai kelas
eksperimen 1 dan 2. Instrumen penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan
masalah dan angket minat belajar siswa yang telah diujicobakan di SMP Negeri
12 Purworejo dan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Teknik
pengujian hipotesis menggunakan anava dua jalan sel tak sama dan taraf
signifikansi 5% yang sebelumnya telah memenuhi syarat sampel diambil secara
acak, independen, normal, dan homogen.
Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa yang mendapat model TAPPS lebih baik daripada PBL, (2)
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memiliki minat belajar
tinggi, sedang dan rendah mempunyai kemampuan yang sama, (3) Pada siswa
dengan minat tinggi yang mendapat model TAPPS dan PBL memberikan
kemampuan pemecahan masalah yang sama, (4) Pada siswa dengan minat sedang
yang mendapat model TAPPS dan PBL memberikan kemampuan pemecahan
masalah yang sama, (5) Pada siswa dengan minat rendah yang mendapat model
TAPPS memberikan kemampuan pemecahan masalah matematika yang lebih baik
daripada PBL, (6) Pada pembelajaran dengan model TAPPS, kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa dengan minat tinggi, sedang, dan rendah
memberikan hasil yang sama, (7) Pada pembelajaran dengan model PBL,
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan minat tinggi dan
sedang memberikan hasil yang sama, tetapi siswa dengan minat tinggi lebih baik
daripada siswa dengan minat rendah.