Peningkatan Kemandirian Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas X 􀜤�􀜤�􀬶� SMK Negeri 6 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Kemandirian Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL ) pada Siswa Kelas X ������������ SMK Negeri 6 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017”. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan pada siswa kelas X ������������ SMK Negeri 6 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak 32 siswa, yang terdiri dari 32 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada setiap akhir siklus diadakan tes akhir siklus. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan soal tes berpikir kritis matematis. Analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis pendekatan kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terdapat peningkatan kemandirian belajar siswa yang ditunjukkan pada kegiatan siklus I belum mampu untuk memberikan penilaian atau pertimbangan terhadap suatu permasalahan matematika, pada siklus II siswa mampu memberikan penilaian atau pertimbangan terhadap suatu permasalahan matematika. Selain itu, perolehan rerata lembar observasi kemandirian belajar pada siklus I 63% dengan kategori “cukup” pada siklus II meningkat menjadi 77% dengan kategori “baik” sedangkan rerata tes berpikir kritis matematis siswa 67,56% dengan kategori “cukup” pada siklus I meningkat 79,02% dengan kategori “ baik” pada siklus II. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang ditunjukan pada kegiatan siklus I siswa belum mampu mengembangkan gagasan yang dimiliki serta siswa belum mampu memberikan penyelesaian masalah dengan cara yang berbeda, pada siklus II siswa sudah mampu mengembangkan gagasan yang dimiliki serta siswa sudah mampu memberikan penyelesaian masalah dengan cara yang berbeda.