Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan naskah Serat Wulang
Dalem Karya Pakubuwana II; (2) mentransliterasikan diplomatis dan ortografis
naskah Serat Wulamg Dalem Karya Pakubuwana II; (3) menerjemahkan naskah
Serat Wulang Dalem Karya Pakubuwana II; dan (4) mengetahui Nilai Religiusitas
yang terkandung dalam Serat Wulang Dalem Karya Pakubuwana II.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan (a) Teknik pustaka, yaitu dengan cara
mencari naskah teks Serat Wulang Dalem Karya Pakubuwana II yang terdapat di
Museum Radya Pustaka dengan mencari pada katalog (b) Teknik Baca Catat,
menyimak dan mencatat dengan seksama secara teks Serat Wulang Dalem Karya
Pakubuwana II yang akan dikaji unsur religiusitasnya. Teknik analisis data yang
digunakan adalah model content analysis yang disesuaikan dengan langkah kerja
filologi. Penyajian hasil analisis menggunakan teknik formal dan informal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) deskripsi naskah Serat
Wulang Dalem Karya Pakubuwana II menyajikan berbagai informasi mengenai
keadaan fisik pada naskah yang menjadi subjek penelitian; (2) naskah kemudian
ditransliterasikan ke dalam tulisan latin baik secara diplomatis maupun ortografis;
(3) setelah naskah ditransliterasi kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia agar isi yang terkandung dalam naskah dapat dinikmati oleh kalangan
umum; (4) naskah Serat Wulang Dalem karya Pakubuwana II menceritakan
tentang Pentingnya manusia belajar sastra Arab dan sastra Jawa. Sastra Arab
sebagai cara pandang manusia bahwa akan ada kehidupan di akhirat maka harus
menaati aturan agama sedangkan sasta jawa adalah cara pandang manusia di dunia
hidup dengan sesamanya harus mempunyai tata krama. Secara garis besar Nilai
Religiusitas Serat Wulang Dalem Karya Pakubuwana II yaitu (1) Keimantauhidan
Manusia kepada Tuhan diwujudkan dengan cara menyebut nama Allah, yang
menandakan adanya iman dan tauhid pada diri manusia; (2) Keteringatan Manusia
Terhadap Tuhan diwujudkan dengan mensyukuri nikmat Allah. Manusia harus
menyadari bahwa Allah mempunyai sifat Maha Asih, Maha Wikan dan Maha
murah, untuk mendapatkan kasih sayang dari Allah SWT, manusia harus selalu
berbuat kebaikan; (3) Ketaatan Manusia terhadap Firman Tuhan diwujudkan
dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangannya sesuai dalam dalil Alqur‟
an dan Hadis. (4) Kepasrahan Manusia Terhadap Kekuasaan Tuhan
diwujudkan dengan ikhtiar untuk menjadi manusia yang lebih baik, akan tetapi
tetap harus ikhlas dengan takdir yang diberikan Allah SWT.