Penerapan Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) pada Peningkatan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII A SMP N 32 Purworejo Tahun Pelajaran 2015/2016

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan pemahaman konsep matematika dan (2) peningkatan komunikasi matematis siswa kelas VII A SMP Negeri 32 Purworejo dengan menggunakan model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Tahap penelitian terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 32 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa. Metode pegumpulan data menggunakan observasi, tes, wawancara tidak terstruktur, dokumentasi, dan catatan lapangan. Teknik analisis data dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini secara kualitatif menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika yaitu siswa dapat menyajikan konsep dalam berbagai representasi matematis, siswa dapat memilih prosedur dan mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah dan meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa baik secara lisan maupun tertulis yaitu siswa dapat menggambarkan situasi masalah menggunakan gambar, menyatakan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari kedalam model matematika, menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dengan benar dan siswa juga mampu menjelaskan pemahaman mereka dengan kalimatnya sendiri. Sedangkan hasil penelitian secara kuantitatif model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) dapat meningkatkan 1) kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yaitu pada siklus I sebesar 68,38% kemudian meningkat menjadi 80,84% pada siklus II, 2) kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa yaitu pada siklus I sebesar 68,71% kemudian meningkat menjadi 79,88% pada siklus II, dan 3) kemampuan komunikasi matematis lisan siswa yaitu pada siklus I sebesar 66,55% kemudian meningkat menjadi 78,12%.