Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi model
pembelajaran Jigsaw kombinasi Numbered Head Together (NHT) dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII C MTs Negeri
Purworejo Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi
yang dilaksanakan setiap pertemuan dan metode tes yang dilaksanakan pada setiap
akhir siklus. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi kemampuan
komunikasi matematis untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis lisan, tes
evaluasi yang berbentuk soal uraian untuk mengukur kemampuan komunikasi
matematis tulis, dan catatan lapangan yang digunakan untuk memperkuat data dari
lembar observasi dan tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran
Jigsaw kombinasi Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas VIII C MTs Negeri Purworejo. Persentase
kemampuan komunikasi matematis yang diukur dengan menggunakan lembar
observasi pada siklus I sebesar 48,5% dalam kategori sedang, hal ini ditandai dengan
siswa yang masih malu-malu untuk mengajukan pertanyaan dan enggan menanggapi
pendapat teman yang belum sesuai, sedangkan pada siklus II persentase kemampuan
komunikasi matematis siswa meningkat menjadi sebesar 67,6% dalam kategori
tinggi, hal ini ditandai dengan siswa yang sudah berani untuk mengajukan pertanyaan
dan juga berani untuk menyanggah pendapat teman yang belum sesuai. Selain dari
lembar observasi, persentase kemampuan komunikasi yang diukur dengan
menggunakan tes juga mengalami peningkatan yaitu dari siklus I sebesar 60,4 %
dalam kategori cukup, hal ini terjadi karena siswa masih kesulitan dalam mengubah
soal uraian atau kalimat ke dalam model matematika, sedangkan pada siklus II
persentase kemampuan komunikasi matematis siswa meningkat menjadi 77 % dalam
kategori baik, hal ini ditandai dengan siswa yang sudah bisa mengubah soal uraian
atau kalimat ke dalam model matematika.