dc.description.abstract |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
komunikasi matematis dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa dengan menggunakan model Treffinger. Selain itu juga untuk
mengetahui hubungan antara kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah
matematika siswa. Model Treffinger terdiri dari tiga komponen yaitu
Understanding Challenge, Generating Ideas, dan Preparing For Action.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan pada siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Kepil tahun pelajaran 2015/2016
sebanyak 27 siswa. Penelitian ini menggunakan model Treffinger. Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan observasi, tes, catatan lapangan dan
dokumentasi. Semua data yang dikumpulkan dianalisis secara kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Treffinger
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Ditunjukkan
dengan perolehan rata-rata persentase kemampuan komunikasi matematis siswa
berdasarkan observasi pra siklus mencapai 56,79% dengan kategori kurang baik
dan meningkat pada siklus I menjadi 70,51% dengan kategori cukup. Kemudian
dari siklus I meningkat menjadi 78,74% pada siklus II dengan kategori baik.
Sedangkan berdasarkan tes kemampuan komunikasi matematis diperoleh nilai
rata-rata pada siklus I sebesar 70,83 meningkat menjadi 80,28 pada siklus II. Hal
ini terlihat dari siswa mampu mengekspresikan ide matematika dalam bentuk
gambar atau model baik secara lisan atau tulisan, mampu mamahami konsep dan
mengevaluasi ide-ide matematika baik secara lisan, gambar atau model
matematika dan mampu menggunakan notasi matematika untuk menyajikan ideide,
konsep matematika dan menggambarkan hubungan dengan perolehan
ketuntasan siswa pada siklus 1 sebesar 44,44% yang meningkat menjadi 81,84%
pada siklus II. Dengan kemampuan komunikasi matematis siswa yang baik
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga mengalami peningkatan
dengan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 62,37 menjadi 79,26 pada siklus II dan
memperoleh ketuntasan siswa pada siklus 1 sebesar 33,33% dan meningkat
menjadi 77,78% pada siklus II. Hal ini ditunjukkan dengan siswa memahami
masalah, memilih strategi pemecahan masalah, menerapkan strategi untuk
menyelesaikan masalah dan memeriksa kembali kebenaran hasil atau jawaban.
Penelitian ini juga diperoleh hubungan yang kuat antara komunikasi matematis
dan pemecahan masalah matematika siswa dengan perolehan koefisien korelasi
sebesar 0,72 dalam tingkat kuat. |
en_US |