Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rima, citraan, dan gaya
bahasa pada kumpulan geguritan Bojonegoro ing Gurit Himpunan Sanggar Sastra
Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek
penelitian yaitu kumpulan geguritan Bojonegoro ing Gurit Himpunan Sanggar Sastra
Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro. Metode pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi serta observasi dengan membaca yang dilanjutkan pencatatan.
Instrumen pengumpulan data menggunakan kartu data. Setelah data terkumpul
kemudian data dianalisis menggunakan teknik analisi konten atau content analysis.
Analisis konten meliputi langkah-langkah: (1) Menyajikan data yang menjadi bahan
penelitian, (2) Menganalisis data yang menjadi pembahasan yaitu rima, citraan, dan
gaya bahasa, (3) Mengelompokkan rima, citraan, dan gaya bahasa berdasarkan
jenisnya, (4) Menyimpulkan hasil analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam kumpulan geguritan
Bojonegoro ing Gurit Himpunan Sanggar Sastra Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro
terdapat rima, diantaranya purwakanthi guru swara (asonansi), purwakanthi guru
sastra (aliterasi), dan rima akhir. Penggunaaan rima pada geguritan dimaksudkan
untuk memberi efek bunyi yang teratur sehingga akan menambah nilai estetika dan
menekankan isi geguritan. Citraan yang terdapat dalam kumpulan geguritan tersebut
diantaranya citraan gerak, citraan pendengaran, citraan pengelihatan, citraan
penciuman, citraan pengecapan, dan citraan perabaan. Citraan tersebut digunakan
untuk memberikan gambaran kepada pembaca agar ikut merasakan apa yang
diutarakan pengarang. Sedangkan gaya bahasa (figurative of speech) dalam
kumpulan geguritan tersebut menunjukkan adanya penggunaan simile, metafora,
personifikasi, depersonifikasi, tautologi, hiperbola, klimaks, metonimia, sinekdoke,
eponim, epitet, polisindeton, anafora, anadiplosis. Dari hasil tersebut gaya bahasa
personifikasi lebih dominan, karena digunakan pada 53 geguritan. Penggunaan gaya
bahasa dimaksudkan untuk memberikan efek tertentu misalnya, menegaskan,
menghidupkan benda mati atau melebih-lebihkan sesuatu yang diungkapkan pada
geguritan.