Abstract:
Penelitian ini bertujuan: 1) mendeskripsikan jenis dan bentuk deiksis yang
terdapat dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo,
2) mendeskripsikan pengacuan deiksis yang terdapat dalam cerita bersambung
Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo Panjebar Semangat.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam
penelitian ini berupa kutipan-kutipan kalimat dan tuturan tokoh cerita yang di
dalamnya terdapat penggunaan bentuk-bentuk deiksis berupa klitika, kata, dan
frasa beserta acuannya yang terdapat dalam cerita bersambung Getih Sri
Panggung karya Kukuh S. Wibowo. Sumber data adalah cerita bersambung Getih
Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo. Teknik pengumpulan data digunakan
teknik pustaka dan teknik catat. Instrumen penelitian adalah peneliti sebagai
instrumen utama dan instrumen pembantu berupa nota pencatat data serta
instrumen lain berupa alat tulis, buku-buku tentang deiksis, dan kamus Jawa –
Indonesia. Analisis data menggunakan metode analisis konten.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penggunaan
deiksis dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo. 1)
Jenis dan bentuk deiksis yang ditemukan meliputi a) deiksis persona meliputi:
deiksis persona pertama tunggal: klitika -ku „-ku‟ (enklitik), dan dak- „ku-„
(proklitik); kata aku „aku‟, kene „sini‟, dan kula „saya‟, deiksis persona pertama
jamak: kata kene „sini‟ dan kita „kita‟; frasa awake dhewe „diri kita‟ dan kita
sedaya „kita semua‟. Deiksis persona kedua tunggal: klitika kok- „kau‟(proklitik)
dan –mu „-mu‟ (enklitik); kata kowe „kamu‟, mang „anda‟, kok „kau‟, sampeyan
„anda‟, sliramu „kamu‟, dan panjenengan „anda‟, deiksis persona kedua jamak
kowe sakeloron „kamu berdua‟; deiksis persona ketiga tunggal, yaitu berupa
klitika –e „-nya‟ dan –ipun „nya‟; kata dheweke „dia‟, kana „sana‟, piyambake
„dirinya‟, piyambakipun „dirinya‟, panjenengane „beliau‟, dan panjenenganipun
„beliau‟; b) deiksis waktu: deiksis waktu saiki „sekarang‟, wau „tadi‟, kapungkur
„silam‟, sesuk „besok‟, mangke „nanti‟, dina iki „hari ini‟, bengi iki „malam ini‟,
dalu menika „malam ini‟, mentas wae „baru saja‟, enjing kalawau „tadi pagi‟,
biyen kae „dulu‟, nalika semana „pada saat itu‟, kala semanten „pada saat itu‟,
nalika semanten „pada saat itu‟, dan ewasemanten „pada saat itu‟; c) Deiksis
tempat: tempat kene „sini‟, kono „situ‟, kana „sana‟, mrene „ke sini‟, mrana „ke
sana‟, mriki „ke sini‟, mriku „ke situ‟, ngriki „sini‟, dan ngrika ‘sana‟. 2)
Pengacuan yang ditemukan berupa pengacuan endofora (anafora dan katafora)
dan eksofora pada pengacuan persona, waktu, dan tempat