Repository-Universitas Muhammadiyah Purworejo

KAJIAN DEIKSIS DALAM CERITA BERSAMBUNG GETIH SRI PANGGUNG KARYA KUKUH S. WIBOWO PANJEBAR SEMANGAT EDISI 23 MARET - 29 JUNI 2013

Show simple item record

dc.contributor.author Triadi, Bastian
dc.date.accessioned 2018-02-13T03:11:59Z
dc.date.available 2018-02-13T03:11:59Z
dc.date.issued 2014
dc.identifier.uri http://repository.umpwr.ac.id:8080/handle/123456789/2319
dc.description.abstract Penelitian ini bertujuan: 1) mendeskripsikan jenis dan bentuk deiksis yang terdapat dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo, 2) mendeskripsikan pengacuan deiksis yang terdapat dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo Panjebar Semangat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan kalimat dan tuturan tokoh cerita yang di dalamnya terdapat penggunaan bentuk-bentuk deiksis berupa klitika, kata, dan frasa beserta acuannya yang terdapat dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo. Sumber data adalah cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo. Teknik pengumpulan data digunakan teknik pustaka dan teknik catat. Instrumen penelitian adalah peneliti sebagai instrumen utama dan instrumen pembantu berupa nota pencatat data serta instrumen lain berupa alat tulis, buku-buku tentang deiksis, dan kamus Jawa – Indonesia. Analisis data menggunakan metode analisis konten. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penggunaan deiksis dalam cerita bersambung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo. 1) Jenis dan bentuk deiksis yang ditemukan meliputi a) deiksis persona meliputi: deiksis persona pertama tunggal: klitika -ku „-ku‟ (enklitik), dan dak- „ku-„ (proklitik); kata aku „aku‟, kene „sini‟, dan kula „saya‟, deiksis persona pertama jamak: kata kene „sini‟ dan kita „kita‟; frasa awake dhewe „diri kita‟ dan kita sedaya „kita semua‟. Deiksis persona kedua tunggal: klitika kok- „kau‟(proklitik) dan –mu „-mu‟ (enklitik); kata kowe „kamu‟, mang „anda‟, kok „kau‟, sampeyan „anda‟, sliramu „kamu‟, dan panjenengan „anda‟, deiksis persona kedua jamak kowe sakeloron „kamu berdua‟; deiksis persona ketiga tunggal, yaitu berupa klitika –e „-nya‟ dan –ipun „nya‟; kata dheweke „dia‟, kana „sana‟, piyambake „dirinya‟, piyambakipun „dirinya‟, panjenengane „beliau‟, dan panjenenganipun „beliau‟; b) deiksis waktu: deiksis waktu saiki „sekarang‟, wau „tadi‟, kapungkur „silam‟, sesuk „besok‟, mangke „nanti‟, dina iki „hari ini‟, bengi iki „malam ini‟, dalu menika „malam ini‟, mentas wae „baru saja‟, enjing kalawau „tadi pagi‟, biyen kae „dulu‟, nalika semana „pada saat itu‟, kala semanten „pada saat itu‟, nalika semanten „pada saat itu‟, dan ewasemanten „pada saat itu‟; c) Deiksis tempat: tempat kene „sini‟, kono „situ‟, kana „sana‟, mrene „ke sini‟, mrana „ke sana‟, mriki „ke sini‟, mriku „ke situ‟, ngriki „sini‟, dan ngrika ‘sana‟. 2) Pengacuan yang ditemukan berupa pengacuan endofora (anafora dan katafora) dan eksofora pada pengacuan persona, waktu, dan tempat en_US
dc.publisher Pend. Bhs Jawa en_US
dc.subject deiksis, cerita bersambung Getih Sri Panggung en_US
dc.title KAJIAN DEIKSIS DALAM CERITA BERSAMBUNG GETIH SRI PANGGUNG KARYA KUKUH S. WIBOWO PANJEBAR SEMANGAT EDISI 23 MARET - 29 JUNI 2013 en_US
dc.type Thesis en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search Repository-UMP


Browse

My Account