Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) Sejarah munculnya tradisi
Nawu Sendhang seliran dalamKirab Budaya Ambengan Agengdi Mataram Islam
Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul; (2) Prosesi dari tradisi Nawu Sendhang
seliran dalamKirab Budaya Ambengan Agengdi Mataram Islam Sayangan Jagalan
Banguntapan Bantul; (3) Persepsi Masyarakat Terhadap Nawu Sendhang seliran
dalamKirab Budaya Ambengan Agengdi Mataram Islam Sayangan Jagalan
Banguntapan Bantul.
Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif, datanya
dikumpulkan, dideskrisikan, dan dianalisis latar balakang, prosesi, dan persepsi
masyarakat dalam tradisi Nawu Sendhang seliran dalamKirab Budaya Ambengan
Ageng. Sumber data yang dikaji di dalam penelitian ini yaitu, abdi dalem,
pengunjung, peziarah, tokoh masyarakat, dan warga Desa Jagalan. Data yang di
ambil berupa data lisan dari wawancara dengan narasumber. Teknik pengumpulan
data menggunakan teknik observasi berperan serta, teknik wawancara,
dokumentasi. Sumber data dibagi menjadi sumber data primer yaitu informan
yang mengerti dan paham tentang tradisi. Sumber data sekunder berwujud bukubuku,
majalah, rekaman, foto-foto, data monografi, serta referensi yang relevan
dengan penelitian. Data dibagi menjadi data primer berupa hasil wawancara
dengan narasumber, data sekunder berupa keterangan dari buku, majalah,
rekaman, foto-foto, data monografi, serta referensi yang relevan dengan penelitian
ini.
Hasil dari penelitian ini adalah, (1) bentuk sejarah munculnya tradisi Nawu
Sendhang Seliran dan Kirab Budaya Ambengan Agengdilatarbelakangi oleh
adanya petilasan kraton Mataran dan diprakarsai oleh lurah pada masa itu. (2)
Prosesi dari tradisi Nawu Sendhang seliran dalamKirab Budaya Ambengan
Ageng, diantaranya pembukaan, pentas seni budaya, kirab pasrah gunungan, kirab
Ambengan Ageng dan Nawu Sendhang.(3) persepsi masyarakat terhadap tradisi
Nawu Sendhang Seliran dalam Kirab Budaya Ambengan Ageng yang setujub dari
respoden golongan wong cilik dan kaum ningrat, masyarakat yang berasal dari
kaum priyayi tidak mengatakan setuju dan tidak setuju, hanya saja jika bermanfaat
bisa dilaksanakan., dan yang tidak setuju dari golongan santri.