Abstract:
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) jenis tindak tutur apa sajakah yang dilakukan oleh tokoh novel Jaring Kalamangga karya Suparto Brata, (2) bagaimanakah relevansi tindak tutur tokoh novel Jaring Kalamangga karya Suparto Brata dengan pembelajaran berbicara di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan jenis tindak tutur tokoh novel Jaring Kalamangga karya Suparto Brata, (2) mendeskripsikan relevansi tindak tutur tokoh novel Jaring Kalamangga karya Suparto Brata dengan pembelajaran berbicara di SMA.
Teori yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah teori pragmatik, maksim percakapan dan tokoh penokohan yang digunakan oleh beberapa ahli, yaitu pragmatik oleh Henry Guntur Tarigan, Mulyana, Verhaar, George Yule, Rustono, Leech, Abdul Chaer, maksim percakapan oleh Grice, dan tokoh penokohan adalah Wiyatmi, Wijaya Heru Santoso, Burhan Nurgiyantoro, Baribin. Antar satu teori dengan teori yang lain saling melengkapi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian berupa novel yang berjudul Jaring Kalamangga karya Suparto Brata diterbitkan oleh penerbit Narasi Yogyakarta, tahun 2007 tebal 233 halaman dengan 8 bab. Objek penelitian ini adalah tindak tutur dan maksim percakapan tokoh novel Jaring Kalamangga karya Suparto Brata. Fokus Penelitian dalam penelitian ini difokuskan pada tindak tutur dan maksim percakapan yang terdapat pada percakapan tokoh novel Jaring Kalamanggga karya Suparto Brata dan relevansinya dengan pembelajaran berbicara di SMA”. Teknik pengumpulan data adalah teknik pustaka. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen. Teknik analisis data adalah dokumentasi. Teknik penyajian analisis data adalah informal.
Dari pembahasan data dan hasil penelitian merujuk bahwa novel Jaring Kalamangga karya Suparto Brata ada ilmu pragmatik yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi, dan maksim percakapan kuantitas, kualitatif, relevansi, pelaksanaan. Tindak Tutur Tokoh Novel Jaring Kalamangga karya Suparto Brata dapat digunakan sebagai bahan ajar bahsa Jawa di SMA karena mengandung pembelajaran tatakrama.
