Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan
Model Classroom Meeting dikombinasikan Make a Match dapat memberikan
prestasi belajar yang lebih baik daripada model jigsaw, apakah pembelajaran
dengan Model Classroom Meeting dikombinasikan Make a Match dapat
memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran
ekspositori, dan apakah pembelajaran dengan model jigsaw dapat memberikan
prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran ekspositori.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri 36
Purworejo tahun ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel menggunakan teknik
simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah tiga kelas yaitu
kelas VIII B sebagai kelas eksprimen 1, kelas VIII A sebagai kelas eksperimen 2,
dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Model pembelajaran sebagai variabel bebas dan
prestasi belajar setelah dikenai perlakuan sebagai variabel terikatnya. Instrumen
pengumpulan data menggunakan metode tes. Instrumen tersebut telah diuji cobakan
dan memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.Uji hipotesis yang digunakan adalah
Uji F, dan digunakan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe’.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes prestasi belajar
kelas eksperimen 1 sebesar 82,5, kelas eksperimen 2 sebesar 75, dan kelas kontrol
sebesar 70. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis dengan uji-F didapat Fobs sebesar
5,24 Ftabel sebesar 3,09 dengan taraf signifikansi 0,05. Fobs > Ftabel, dengan DK =
maka Fobs DK (daerah kritik) yang menyebabkan H0 ditolak
sehingga diperoleh kesimpulan bahwa Ketiga model pembelajaran tidak
memberikan efek yang sama. Setelah dalam keputusan uji di tolak, maka untuk
menentukan model pembelajaran mana yang paling baik, dilakukan uji komparasi
ganda dengan Metode Scheffe’, dengan uji ini diperoleh hasil F1-2 = 3,73, sedangkan
F1-3 =10,36, dan F2-3 = 1,65 dengan DK = Dengan
membandingkan dengan daerah kritik, tampak bahwa perbedaan yang
signifikan hanyalah antara μ1 dan μ3, sehingga diperoleh kesimpulan Model
pembelajaran classroom meeting dikombinasikan make a match sama baiknya
dengan Model Jigsaw, Model Jigsaw sama baiknya dengan Model Ekspositori,
tetapi Model pembelajaran dengan classroom meeting dikombinasikan make a
match lebih baik daripada Model Ekspositori pada siswa kelas VIII semester II
SMP Negeri 36 Purworejo tahun ajaran 2013/2014.