Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan
menyelesaikan soal cerita pada materi segi empat siswa kelas VII SMP Negeri 15
Purworejo dengan menggunakan model pembelajaran CIRC lebih baik daripada
menggunakan model pembelajaran Problem Posing. Penelitian ini dilaksanakan
selama kurang lebih 8 bulan dari bulan November 2012 hingga Juni 2013. Tempat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 15 Purworejo.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 15
Purworejo tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 160 siswa. Sampel
penelitian sebanyak 2 kelas yang berjumlah 64 siswa. Pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen pengumpulan data
menggunakan metode dokumentasi dan metode tes. Tes sebelum diberikan ke
kelas eksperimen terlebih dahulu diujicobakan pada kelas lain. Setelah dilakukan
uji tes intrumen, kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Tes yang
telah tersusun kemudian digunakan sebagai tes evaluasi akhir pembelajaran untuk
kelas eksperimen.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh data, bahwa kelas
eksperimen I nilai rata-ratanya sebesar 61,88 sedangkan kelas eksperimen II nilai
rata-ratanya sebesar 56,53. Kemudian uji normalitas data akhir kelas eksperimen I
menunjukkan = 0,1107, dengan taraf signifikansi ( ) = 5% diperoleh
= 0,1566. Sehingga < , maka data berdistribusi normal.
Selanjutnya uji normalitas data akhir kelas eksperimen II menunjukkan =
0,1488, dengan taraf signifikansi ( ) = 5% diperoleh = 0,1566. Sehingga
< , maka data berdistribusi normal. Uji homogenitas data akhir juga
menunjukkan = 2,5575 sedangkan = 3,841. Sehingga
< , maka data akhir juga homogen. Hasil pengujian hipotesis
penelitian menunjukkan = 1,6584, dengan taraf signifikansi ( ) = 5%
diperoleh = 1,645. Ini artinya > yang berarti ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal
cerita pada materi segi empat siswa kelas VII SMP Negeri 15 Purworejo dengan
menggunakan model pembelajaran CIRC lebih baik daripada menggunakan
model pembelajaran problem posing.