Abstract:
Teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah teori yang
dikemukakan oleh Mohammad Fakhrudin dalam metode analisis kesalahan
berbahasa perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang penting oleh guru
sehingga siswa dengan mudah menangkap hal-hal yang penting dan metode
analisis kesalahan berbahasa juga dapat menjawab beberapa pertanyaan yang
timbul dari siswa melalui proses itu sendiri. Suharsimi Arikunto (2008: 16),
mendefinisikan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas atau PTK, penelitian ini
dilakukan tiga tahap yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP PGRI I Prembun, instrumen penelitian
melalui tes dan non-test, teknik pengumpulan data meliputi pengamatan
(observasi), angket, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan teknik
kuantitatif dan teknik kualitatif.
Adapun hasil penelitian adalah, aspek pilihan kata pada prasiklus skor
rata-rata 38,25, sedangkan pada siklus I mejadi 41,92 dan pada siklus II
meningkat menjadi 60,29. Aspek intonasi pada prasiklus skor rata-rata 50,74
sedangkan pada siklus I menjadi 62,05 dan pada silus II meningkat menjadi
88,97. Aspek pelafalan mengalami peningkatan pada prasiklus skor rata-rata
48,53, sedangkan pada siklus I menjadi 67,65 dan pada siklus II meningkat
menjadi 86,76. Aspek unggah-ungguh prasiklus skor rata-rata 43,39, sedangkan
pada siklus I menjadi 71,33 dan pada siklus II 75,74. Pada aspek kelancaran juga
mengalami peningkatan, pada prasiklus 44,12, sedangkan siklus I meningkat
menjadi 71,32 dan pada siklus II menjadi 77,95. Berdasarkan peningkatan dari
setiap aspek berbicara dapat dikatakan bahwa siswa mengalami peningkatan
keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dari prasiklus ke siklus I sebesar
43,65%, siklu I ke siklus II sebesar 26,19% dan dari prasiklus ke siklus II sebesar
72,59%.