Abstract:
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 2 siklus. Penelitian ini
dilakukan di MTs Negeri Triwarno pada siswa kelas VIII H yang berjumlah 29 siswa.
Dalam teknik pengumpulan data digunakan 3 metode, yaitu metode observasi, angket dan
wawancara. Teknik analisis data dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Teknik penyajian
hasil analisis data menggunakan metode informal atau perumusan dengan kata-kata biasa
walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara penerapan model pembelajaran jigsaw
learning memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar siswa. Pada siklus 1
terdapat 18 siswa yang mendapatkan skor 6-8 atau sangat rendah, 11 siswa lainnya
memperoleh skor 9-11 atau rendah. Pada siklus ini jumlah rata-rata nilai hasil observasi
aktivitas belajar siswa mencapai 8,13.Pada siklus 2 yang memperoleh nilai rendah atau
mendapatkan skor 9-12 hanya 9 siswa, 18 siswa mendapatkan skor 13-15 atau tinggi dan 2
siswa mendapatkan skor 16-20 atau sangat tinggi. Pada siklus ini jumlah rata-rata yang
diperoleh mencapai 13,44. Dari perbandingan angket pembelajaran juga terjadi peningkatan
dari siklus 1 sampai dengan siklus 2. Dari pernyataan siswa (1) saya tertarik dengan model
pembelajaran yang digunakan meningkat dari 22 menjadi 25 siswa; (2) saya semakin
bersemangat dalam belajar meningkat dari 19 menjadi 26 siswa; (3) saya bertambah kreatif
dalam berbicara meningkat dari 20 menjadi 22 siswa; (4) saya mendapatkan pengalaman
baru tetap 29 siswa; (5) saya semakin mudah mempraktikan materi pelajaran meningkat dari
10 menjadi 12 siswa; (6) saya lebih mudah mendapatkan ide dalam berbicara tetap 25 siswa;
(7) saya memahami materi pembelajaran dengan lebih mudah meningkat dari 19 menjadi 23
siswa; (8) saya lebih memperhatikan pelajaran meningkat dari 20 menjadi 23 siswa; (9) dan
(10) yaitu saya selalu penasaran dengan materi pelajaran dan saya lebih mudah menuangkan
ide ke dalam bahasa lisan meningkat dari 21 menjadi 26 siswa. Pada siklus 1 nilai rata-rata
71,03% atau masuk dalam kategori sangat tinggi. Kemudian pada siklus 2 diperoleh rata-rata
81,72%. Pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw Learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dari keseluruhan aspek yang dinilai pada siklus 1 dan siklus 2 mengalami
peningkatan (1) ide memperoleh skor 79 menjadi 122 ; (2) kejelasan kalimat memperoleh
skor 79 menjadi 126; (3) aspek kebahasaan memperoleh skor 89 menjadi 120 ; (4) aspek
nonkebahasaan memperoleh skor 86 menjadi 128 ; (5) kerapian berbicara memperoleh skor
88 menjadi 122 . Pada prasiklus jumlah rata-rata dari keseluruhan mencapai 8,62. Pada
siklus 1 jumlah rata-ratanya mencapai 14,51 angka ini meningkat dari prasiklus. Jumlah
rata-rata pada siklus 2 pun mengalami peningkatan dari siklus 1 yaitu 21,31