Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) kemampuan
pemahaman konsep belajar matematika siswa dengan model pembelajaran
problem posing lebih baik daripada siswa dengan model pembelajaran
konvensional; (2) kemampuan pemahaman konsep belajar matematika siswa
dengan tingkat keaktifan tinggi lebih baik daripada siswa dengan tingkat keaktifan
sedang maupun rendah; (3) ada interaksi antara model pembelajaran dengan
tingkat keaktifan belajar siswa.
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 1
Kaliwiro tahun ajaran 2011/2012. Sampel penelitian berjumlah 47 siswa
menggunakan teknik sampling Cluster Random Sampling. Instrumen dalam
penelitian ini adalah dokumen, tes hasil kemampuan pemahaman konsep, dan
lembar observasi keaktifan. Instrumen yang digunakan telah diujicobakan dan
telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan
analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Sebagai tindak lanjut dari analisis
variansi dilakukan uji Scheffe.
Hasil penelitian dengan taraf signifikansi 5% menggunakanan analisis
variansi dua jalan set tak sama dilanjutkan uji lanjut pasca anava dengan uji
Scheffe menunjukkan bahwa: (1) = 7,861 > = 4,078, artinya hasil
kemampuan pemahaman konsep belajar matematika siswa dengan model
pembelajaran problem posing lebih baik daripada siswa dengan model
pembelajaran konvensional; (2) = 11,837 > = 3,225, artinya hasil
kemampuan pe- mahaman konsep belajar matematika siswa dengan keaktifan
belajar tinggi lebih baik daripada siswa dengan keaktifan belajar sedang maupun
rendah; (3) = 4,431 > = 3,225, artinya secara umum tidak ada interaksi
antara model pembelajaran dan keaktifan belajar terhadap kemampuan
pemahaman konsep belajar matematika. Namun jika dilihat dari masing masing
model pembelajaran, pada model pembelajaran konvensional, siswa dengan
keaktifan belajar tinggi lebih baik daripada siswa dengan keaktifan belajar sedang
dan rendah.