Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah model
pembelajaran STAD menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik
dari model pembelajaran konvensional pada materi pecahan, (2) apakah motivasi
belajar tinggi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari
motivasi belajar sedang dan rendah pada materi pecahan, (3) apakah terdapat
interaksi antara motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran terhadap
prestasi belajar matematika siswa pada materi pecahan.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD se-Gugus Sultan Agung
kecamatan Kutoarjo yang berjumlah 160 siswa. Sampel penelitian berjumlah 94
siswa. Pengambilan sampel dengan teknik stratified cluster random sampling.
Instrumen pengumpulan data dengan dokumentasi, tes, dan angket dengan skala
Likert. Instrumen penelitian telah diuji cobakan dan sudah memenuhi validitas
dan reliabilitas. Analisis data menggunakan Analisis Variansi Dua Jalan dengan
Sel tak Sama.
Hasil dari uji analisis variansi adalah F = 4.4907, F = 40.1314, F =
1.3649, sedangkan DK untuk F adalah {F | F > .;;} = { | > 3.963},
DK untuk F adalah {F | F > .;;} = { | > 3.113}, dan DK untuk F
adalah {F | F > .;;} = { | > 3.113} artinya H ditolak; H ditolak;
H diterima, hasil ini menunjukkan bahwa model pembelajaran STAD
menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari model
pembelajaran konvensional pada materi pecahan, motivasi belajar tinggi
menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari motivasi belajar
sedang dan rendah pada materi pecahan, motivasi belajar sedang menghasilkan
prestasi belajar matematika yang lebih baik dari motivasi belajar rendah pada
materi pecahan, dan tidak terdapat interaksi antara motivasi belajar siswa dengan
model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas IV SD se-
Gugus Sultan Agung kecamatan Kutoarjo pada materi pecahan.