Abstract:
Penelitian ini didasari oleh ketersediaan debit bendung yang semakin
menurun sedangkan kebutuhan air pertanian yang semakin meningkat, sehingga
perlu diatur sistem pemberian dan pengaturan air secara optimal.
Studi ini mengambil lokasi di Daerah Irigasi Bendung Pejengkolan yang
terletak di Desa Jembangan, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen, Jawa
Tengah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi yang
kemudian diolah menggunakan metode tabulasi. Hasil dari perhitungan tersebut,
dalam hal ini ketersediaan sumber daya air yang ada dengan kebutuhan air,
dianalisis kemudian diinterpretasikan.
Hasil dari rekapitulasi data ketersediaan air periode setengah bulanan,
maka besarnya debit andalan 80% yang terjadi cukup bervariasi, dimana debit
terbesar terjadi pada bulan Juni periode I sebesar 6,67 m3/dt untuk Saluran Induk
Wadaslintang Barat, bulan Juni periode II sebesar 5,65 m3/dt untuk Saluran Induk
Wadaslintang Timur, dan bulan Juni periode II sebesar 8,91 m3/dt untuk daerah
irigasi Bedegolan. Sedangkan debit tekecil terjadi pada bulan Agustus periode I
sampai Oktober periode I untuk Saluran Induk Wadaslintang Barat sebesar 0,00
m3/dt, bulan Agustus periode I sampai September periode II untuk Saluran Induk
Wadaslintang Timur 0,00 m3/dt, bulan Agustus periode II sampai September
periode II sebesar 0,00 m3/dt. Terjadi defisit terbesar untuk kebutuhan Saluran
Induk Wadaslintang Barat pada bulan Oktober periode II sebesar 12,70 m3/dt dan
ketersediaan air sebesar 1,01 m3/dt, untuk kebutuhan Saluran Induk Wadaslintang
Timur pada bulan Maret periode I sebesar 21,86 m3/dt ,dan ketersediaan air
sebesar 0,52 m3/dt, untuk kebutuhan daerah irigasi Bedegolan bulan Maret
periode I sebesar 16,16 m3/dt dan ketersediaan air sebesar 4,66 m3/dt. Untuk
memaksimalkan kebutuhan air Saluran Induk Wadaslintang Barat, maka pada
Masa Tanam I dilakukan pembagian air gilir tersier, sedangkan pada Masa Tanam
II dan III dilakukan pembagian air gilir sekunder. Untuk memaksimalkan
kebutuhan air di Saluran Induk Wadaslintang Timur, maka pada Masa Tanam I
dan II dilakukan pembagian air gilir primer dan pada Masa Tanam III adalah gilir
sekunder. Untuk memaksimalkan kebutuhan air di daerah irigasi Bedegolan, pada
Masa Tanam I dan II dilakukan pembagian air gilir tersier dan pada Masa Tanam
III dilakukan pembagian air sekunder.