Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) bentuk penyajian kesenian
Sintren di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, (2) fungsi
kesenian Sintren di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang, (3)
pandangan masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman,
Kabupaten Batang, terhadap kesenian Sintren.
Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Sumber data
penelitian diperoleh dari informan yang mengetahui benar tentang data yang
diperlukan dalam penelitian ini. Tempat penelitian berada di Desa Tegalsari,
Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu: observasi non partisipan, yaitu peneliti tidak turut ambil bagian
dalam kegiatan yang diteliti, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi.
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi metode.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu (Reduksi data (data reduction)),
penyajian data, dan simpulan atau verifikasi.
Hasil dari penelitian ini adalah, (1) Bentuk penyajian kesenian Sintren
meliputi: pelaku (Panjak 7, Pengrawit 5, Plandang atau Cantrik 2, Pawang 1,
Bador 1,dan Sintren 1 dan pengiring 4), gerak (kepala melenggak-lenggok, kaki
berjingkat-jingkat, pinggul bergoyang), iringan (kendang, gambang, demung dan
gong) dan tembang (Sulasih-Sulandono,turun-turun Sintren, dan campursari)
busana (bebas) dan tata rias (cantik), tempat (di atas panggung) dan waktu
pertunjukan (malam hari), properti (1 kurungan ayam), penonton (bervariasi), dan
urutan penyajian. (2) fungsi pertunjukan meliputi: Untuk mengungkapkan
keindahan, sebagai hiburan, sebagai pemanggil kekuatan supranatural (Gaib), dan
sebagai pelestarian budaya. (3) Pandangan masyarakat Islam terhadap kesenian
Sintren mengenai kesurupan tidak diperbolehkan dalam agama Islam karena
termasuk syirik.