Abstract:
Novel merupakan hasil daya cipta seorang pengarang akan pengalaman kehidupannya serta bentuk-bentuk kehidupan masyarakat. Isi novel sendiri banyak mengandung pesan dan bahasa yang kurang dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, penulis mendeskripsi: (1) bahasa kiasan dan (2) skenario pembelajaran bahasa kiasan dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye di kelas XI SMA.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Fokus penelitian ini adalah bahasa kiasan dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Sumber data penelitian ini novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere. Pengumpulan data dilakukan dengan simak, pilah, dan teknik catat. Hasil analisis data disajikan dengan teknik informal.
Dari penelitian disimpulkan (1) bahasa kiasan dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye meliputi: (a) simile perbandingan yang menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain dengan menggunakan kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya,yaitu pada saat Jarjit berkata “sepertinya dugaanku benar, Kawan. Rambut jeleknya membuat dia tenggelam. Meluncur ke bawah seperti patung batu”. Artinya orang yang disamakan seperti patung yang hanya diam dan tak bernyawa. Penanda kalimatnya adalah seperti, (b) metafora merupakan perbandingan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Metafora terlihat pada saat seseorang dipanggil dengan panggilan si Keriting (Pengecut), artinya orang yang berambut keriting dan pengecut, (c) personifikasi semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang mati seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi terlihat pada saat hujan diumpamakan seperti manusia yang dapat bertindak membungkus sesuatu, (d) ironi majas yang berisi pernyataan yang mengandung pertentangan antara yang dikatakan dan kenyataan yang ada, . Ironi terlihat pada saat Ibu Dam berbicara kepada Ibu Jarjit “bukan masalah besar, Bu. Hanya kenakalan anak-anak” artinya bahwa kenakalan Dam dan Jarjit sudah melampaui batas kewajaran; (2) skenario pembelajaran dilakukan menggunakan cara sebagai berikut, (a) guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca novel disertai dengan memberi penjelasan secara umum materi bahasa kiasan, (b) guru mengulas materi tersebut, (c) guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi dalam menganalisis bahasa kiasan (d) guru memberi tugas kepada peserta didik untuk presentasi, (e) guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab, (f) guru mengomentari hasil presentasi, (g) guru memberi tugas kepada peserta didik untuk maju membacakan simpulan