Repository
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Selamat Datang di Repository Universitas Muhammadiyah Purworejo

Communities in DSpace
Select a community to browse its collections.
Now showing 1 - 2 of 2
Recent Submissions
Item
Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Klirong Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2013/2014.
(Prodi. PBSJ, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2015-02-10) Akbar Mubarok 112160355
Akbar Mubarok. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Klirong
Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Pendidikan Bahasa
dan Sastra Jawa. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh
yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
bahasa Jawa siswa kelas X SMA N 1 Klirong Kebumen; (2) ada tidaknya
pengaruh yang positif dan signifikan antara minat belajar terhadap prestasi belajar
bahasa Jawa siswa kelas X SMA N 1 Klirong; (3) ada tidaknya pengaruh yang
positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap
prestasi belajar bahasa Jawa siswa kelas X SMA N 1 Klirong Kabupaten
Kebumen.
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA N 1 Klirong
Kabupaten Kebumen yang berjumlah 224 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah
142 siswa, ditentukan dengan pedoman tabel krejcie dengan tingkat kesalahan
5%. Pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling.
Pengambilan data menggunakan skala likert yang sudah diujicobakan validitas
dan reliabilitasnya. Dari 50 item soal untuk kecerdasan emosional (X1), 5 item
gugur karena tidak memenuhi syarat. dan dari 40 item soal untuk Minat belajar
(X2), 3 item gugur.
Hasil analisi deskriptif menunjukkan bahwa prestasi belajar siwa kelas X
SMA N 1 Klirong Kabupaten Kebumen; 27,46% tergolong baik sekali, 62,68%
tergolong baik, 8,45% tergolong cukup, dan 1,41% tergolong kurang. Berdasarkan
korelasi partial menunjukan bahwa; (1) kecerdasan emosional memberikan
sumbangan 5,56% (r 0,236; sig < 0,05) terhadap pestasi belajar bahasa Jawa siswa
kelas X SMA N 1 Klirong Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2013/1014; (2)
minat belajar memberikan sumbangan sebesar 10,36% (r 0,322; sig < 0,05)
terhadap pestasi belajar bahasa Jawa siswa kelas X SMA N 1 Klirong Kabupaten
Kebumen tahun ajaran 2013/1014; (3) hasil regresi ganda mengungkapkan ada
sumbangan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara kecerdasan
emosional dan minat belajar sebesar 25,9% (Rଶ 0,259; F 23,826; sig < 0,05)
terhadap prestasi belajar bahasa Jawa siswa kelas X SMA N 1 Klirong Kabupaten
Kebumen tahun ajaran 2013/1014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
secara umum prestasi belajar bahasa Jawa kelas X SMA N 1 Klirong Kabupaten
Kebumen temasuk kategori baik. Terdapat sumbangan yang berarti, baik secara
bersama-sama maupun sendiri-sendiri dari kecerdasan emosional dan minat
belajar terhadap prestasi belajar bahasa Jawa siswa kelas X SMA N 1 Klirong
Kabupaten Kebumen.
Kata kunci: kecerdasan emosional, minat belajar, prestasi belajar
Item
Pelestarian Kesenian Jepinan di Desa Pulasari Kecamatan Pagentan Banjarnegara”
(Prodi. PBSJ, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2015-03-09) Ahmad Solikhin 112160647
Ahmad Solikhin. “ Pelestarian Kesenian Jepinan di Desa Pulasari
Kecamatan Pagentan Banjarnegara”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa.
FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2014
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mendeskripsikan proses
pelaksanaan pertunjukan kesenian Jepinan di Desa Pulasari Kecamatan Pagentan
Kabupaten Banjarnegara,; (2) Untuk mengetahui makna simbolik yang terdapat
dalam sesaji yang digunakan dalam pertunjukan kesenian Jepinan di Desa
Pulasari Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara,; (3) Untuk mengetahui
pelestarian kesenian Jepinan di Desa Pulasari Kecamatan Wanayasa Kabupaten
Banjarnegara.
Metode Penelitian deskriptif kualitatif, Populasi dalam penelitian ini
adalah semua masyarakat di Desa Pulasari Kecamatan Pagentan Kabupaten
Banjarnegara yang mengetahui dan masih melestarikan kesenian Jepinan.
Instrumen penelitian adalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri yang bertindak sebagai participant observer, dan dibantu Handphone
sebagai perekam wawancara serta camera digital untuk mengabadikan gambar.
Teknik pengumpulan data adalah Teknik Wawancara, teknik observasi dan
Teknik Dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan langkah data reduction,
data display, dan conclusion drawing/verification.
Hasil penelitian dan pembahasan data menunjukkan bahwa (1) Prosesi
Pertunjukan Kesenian Jepinan di Desa Pulasari meliputi Ngliar, mempersiapkan
tempat pertunjukan, pembuatan ubarampe/ sesaji, obong menyan (membakar
kemenyan), Pertunjukan kesenian Jepinan di Desa Pulasari, Meliputi :
Pertunjukan gerakan tarian , mendem (kesurupan), golet kanca (mencari anggota
kesenian Jepinan yang tidak ikut dalam pertunjukan, golet Upas (mencari gunaguna atau unsur ilmu hitam yang digunakan untuk menjaili seseorang, dan pasca
pertunjukan ditutup dengan berfoto bersama para pemain kesenian Jepinan di
Desa Pulasari, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara. (2) Makna
Simbolis yang terkandung dalam Ubarampe / Sesaji dalam Pertunjukan Kesenian
Jepinan di Desa pulasari, sebagai berikut : Godhogan godhong gandul juga
memiliki makna yang ada sangkut pautnya dengan kehidupan manusia. Manusia
dalam mengarungi kehidupan di dunia tidaklah akan berjalan indah selamanya.
Pasti dalam kehidupan manusia akan memiliki rintangan ataupun cobaan yang
melanda, Tela bakar, Ubarampe godhong suruh, Kembang mawar abang putih,
Kinang, Wedang kopi, wedang teh, wedang putih, Minyak Duyung, Kemenyan,
(3) Pelestarian Kesenian Jepinan di Desa Pulasari, dalam pelestarian kesenian
Jepinan terdapat Unsur Pendukung dan Unsur Penghambat, Unsur Pendukung
dalam Kesenian Jepinan di Desa Pulasari meliputi : Pemerintah Desa Pulasari,
Masyarakat dan juga Pemain Kesenian Jepinan sendiri, sedangkan Unsur
Penghambatnya yaitu : Pemerintah Kecamatan kesenian Jepinan yang tidak
serius, Agama yang dianut masyarakat Desa Pulasari
Kata kunci : Jepinan, Makna Simbolis, Pelestarian
Item
Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan Dalam Cerita Bersambung Gurunadi karya Ismoe Rianto pada majalah Panjebar Semangat tahun 2014
(Prodi. PBSJ, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2015-08-12) Ahad Rohyati 112116844
Ahad Rohyati. “Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan Dalam Cerita Bersambung
Gurunadi karya Ismoe Rianto pada majalah Panjebar Semangat tahun 2014”.
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. FKIP. Universitas
Muhammadiyah Purworejo. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan gaya bahasa yang ada dalam
Cerita bersambung Gurunadi karya Ismoe Rianto dan (2) mengetahui jenis nilai
pendidikan yang ada dalam cerita bersambung Gurunadi karya Ismoe Rianto.
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data
dalam penelitian ini adalah Cerita Bersambung “Gurunadi” karya Ismoe Rianto,
dan data dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan dalam Cerita Bersambung
“Gurunadi“ karya Ismoe Rianto berupa dialog-dialog yang didalamnya terdapat
penggunaan gaya bahasa. Selain itu, juga berupa berupa kutipan-kutipan dialog
yang mengandung nilai pendidikan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
teknik pustaka dan teknik simak catat. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah human instrument yang dibantu buku tentang sastra dan cerita bersambung
serta kartu pencatat data. Teknik analisi data yang digunakan adalah metode
analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cerita Bersambung “Gurunadi“ karya
Ismoe Rianto mengandung gaya pendidikan dan nilai pendidikan, gaya bahasa
yang digunakan antara lain yaitu gaya bahasa retoris yang terdiri dari asidenton (1
data) dan hiperbola (9 data), gaya bahasa kiasan yang terdiri dari
persamaan/simile (8 indikator), personifikasi (6 data), metonimia (9 data), epitet
(5 data). Dan nilai pendidikan yang terdapat dalam Cerita Bersambung
“Gurunadi“ karya Imoe Rianto antara lain nilai pendidikan agama (2 data), nilai
pendidikan sosial (6 data), nilai pendidikan budaya (6 data), dan nilai pendidikan
moral yang berhubungan dengan Tuhan (2 data), nilai pendidikan moral yang
berhubungan dengan sesama manusia (12 data), dan nilai pendidikan moral yang
berhubungan dengan diri sendiri (14 data).
Kata Kunci: gaya bahasa, cerita bersambung Gurunadi
Item
Tindak Tutur Direktif dalam Novel Sala Lelimengan Karya Suparta Brata
(Prodi. PBSJ, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2015-08-05) Abdul Kholiq 112160774
Abdul Kholiq, “Tindak Tutur Direktif dalam Novel Sala Lelimengan karya
Suparta Brata”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur direktif
dan fungsi tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Sala Lelimengan karya
Suparta Brata.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data
penelitian ini adalah novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata. Data penelitian
ini berupa kutipan-kutipan novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik
pustaka, teknik simak, dan teknik catat. Instrumen yang digunakan adalah penulis
sendiri dibantu dengan menggunakan kartu pencatat data, alat tulis, buku-buku
dan media lain yang mendukung sebagai acuan. Teknik keabsahan data
menggunakan validitas semantis dan ketekunan pengamatan. Kemudian analisis
data, peneliti menggunakan teknik analisis konten (content analysis). Penyajian
hasil analisis menggunakan metode informal.
Hasil analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Sala Lelimengan karya
Suparta Brata yaitu jenis tindak tutur direktif dan fungsi tindak tutur direktif.
Hasil analisis itu meliputi 11 tindak tutur direktif diantaranya tindak tutur direktif
memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon,
menyarankan, memerintah, memberikan aba-aba, dan menantang. Dari 11 jenis
tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Sala Lelimengan karya Suparta
Brata, masing-masing memiliki fungsi dari tindak tutur direktif memaksa,
mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan,
memerintah, memberikan, aba-aba, dan menantang yang masing-masing
mempunyai tujuan untuk melakukan suatu tindakan yang disebutkan dalam
tuturan yang ada didalamnya, dan berkaitan pada zaman dahulu dengan kondisi
pada waktu itu Indonesia baru saja merdeka akan tetapi masih dijajah oleh
Belanda yang mengakibatkan kehidupan zaman dahulu masih adanya peperangan
yang terjadi.
Kata kunci: tindak tutur direktif, Novel Sala Lelimengan
Item
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA TEMA UDARA BERSIH BAGI KESEHATAN KELAS V SD MUHAMMADIYAH MARGOYOSO
(Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2020-08-20) Ramadlanur Khomsah 162180102
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran
role playing pada tema udara bersih bagi kesehatan subtema pentingnya udara
bersih bagi pernapasan dan mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa
dengan penerapan model pembelajaran role playing. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan
rancangan tindakan dari Arikunto yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi dengan menggunakan 2 siklus. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Muhammadiyah Margoyoso yang
berjumlah 13 siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa keterlaksanaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran role playing mengalami peningkatan dari 77%
pada siklus I menjadi 91% pada siklus II. Penerapan model pembelajaran tersebut
dapat diterapkan pada mata pelajaran temarik. Hasil penelitian juga menunjukkan
tingkat keaktifan belajar siswa pada prasiklus masih rendah yaitu 54% dengan
kategori kurang aktif. Setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat menjadi 68%
dengan kategori cukup aktif. Meningkat secara signifikan pada siklus II yakni
82% dengan kategori aktif. Hasil penelitian ini menyarankan agar guru
menggunakan model pembelajaran role playing pada pembelajaran tematik untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa