ANALISIS KEHILANGAN GAYA PRATEGANG GIRDER PADA JEMBATAN LUSAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SOLO – YOGYAKARTA – NYIA KULONPROGO
No Thumbnail Available
Date
2025-07-22
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo
Abstract
Jalan raya perlu dibangun untuk mendukung mobilitas ekonomi dan sosial.
Salah satunya pembangunan Jalan Tol Solo – Yogyakarta – NYIA Kulonprogo.
Dalam proyek ini dibangun beberapa jembatan melewati sungai atau jurang yang
ada. Jembatan yang dibangun dalam proyek ini menggunakan balok prategang
yang didalamnya diberi kabel baja sebagai upaya menaikan kuat tarik beton.
Balok mengalami kehilangan gaya prategang sehingga perlu dihitung apakah
kehilangan gaya prategang yang dialami masih dalam kondisi yang diizinkan.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besar kehilangan prategang suatu
beton girder. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif
yaitu melakukan perhitungan dari data yang didapatkan. Sumber data untuk
pengerjaan tugas akhir ini berasal dari pihak perusahaan PT Adhi Karya Persero
Tbk. Kehilangan prategang jangka pendek terditi dari perpendekan elastis beton,
gesekan sepanjang tendon dan slip angkur. Kehilangan gaya prategang jangka
panjang terdiri dari rangkak pada beton, susut pada beton dan relaksasi tendon.
Hasil penelitian didapatkan tegangan awal sebesar 1433,121 MPa dan
kehilangan prategang direncanakan 30%. Kehilangan gaya prategang jangka
pendek akibat gesekan sepanjang tendon 30,806 MPa. Akibat slip angkur 29,250
MPa, akibat perpendekan elastisitas beton 70,207 MPa. Persentase kehilangan
gaya prategang jangka pendek sebesar 9,098%. Kehilangan gaya prategang
jangka panjang akibat rangkak pada beton yang mengalami kehilangan gaya
prategang 162,596 MPa. Akibat susut pada beton 30,179 MPa, akibat relaksasi
tendon 82,640 MPa, persentase kehilangan gaya prategang jangka panjang adalah
19,218%. Nilai kehilangan gaya prategang total sebesar 407,678 MPa atau
28,307% dari tegangan awal. Presentase tersebut masih dalam batas aman karena
di bawah nilai persenase kehilangan gaya prategang yang direncanakan