Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia by Author "Islah Nurafifah"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemMekanisme Pertahanan dan Konflik Tokoh Utama pada Novel Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy serta Relevansinya sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMA(Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-01) Islah NurafifahTujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan: (1) mekanisme pertahana dan konflik tokoh utama, (2) relevansi bahan pembelajaran novel. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif. Fokus penelitian ini adalah mekanisme pertahanan dan konflik serta relevansinya sebagai bahan pembelajaran novel di SMA. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik simak dan catat. Teknik analisis data penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis isi. Teknik validasi data yang dilakukan dengan teknik membaca ulang. Teknik penyajian data menggunakan teknik informal. Hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) mekanisme pertahanan dan konflik tokoh utama terdiri atas: (a) represi berupa 6% kekhawatiran dan 6% keinginan: mekanisme pertahanan represi yang ditunjukkan oleh tokoh utama yang memiliki rasa tidak nyaman membuat emosi akan tetapi dia ingin membuktikan bahwa tuduhan orang lain kepadanya tidak benar; (b) sublimasi berupa 8% sikap kedewasaan: mekanisme pertahanan sublimasi yang dilakukan dari tokoh utama untuk menghadapi masalah dia terima masalah tersebut kemudian sebagai motivasi agar menjadi orang yang lebih baik; (c) proyeksi berupa 6% sikap perlindungan diri: mekanisme pertahanan proyeksi pada tokoh utama yang melibatkan orang lain untuk mempertahankan citra diri; (d) pengalihan berupa 6% ketidaksenangan dan 6% rasa emosi: mekanisme pertahanan yang mengarah pada frustasi kepada orang lain Syamsul lakukan untuk mengalihkan energi negatif menjadi positif; (e) rasionalisasi berupa 8% kekecewaan dan 6% pembenaran kesalahan: mekanisme pertahanan rasionalisasi yang berusaha membenarkan segala tindakan yang tidak baik menjadi baik dengan cara menganalisis kekurangan diri sendiri; (f) reaksi formasi berupa 6% rasa terancam dan 6% menyakitkan: mekanisme pertahanan reaksi formasi tokoh utama untuk mengatasi konflik dia berusaha membentuk reaksi yang berlawanan dengan aslinya agar tidak menimbulkan konflik baru; (g) regresi berupa 5% pelaku kekanak-kanakan: mekanisme pertahanan regresi yang terjadi pada Syamsul dalam mengatasi kecemasan dia harus bisa mengendalikannya; (h) agresi berupa 6% keteganagan dan 6% perasaan marah: mekanisme pertahanan agresi dalam menghadapi masalah dengan melampiaskan rasa kecewa hal ini Syamsul lakukan sebagai upaya pembenaran terhadap dirinya; (i) apatis berupa 6% tidak peduli: mekanisme pertahanan apatis yang tidak mau menerima kenyataan kalau Syamsul bukan pencuri dia ingin membuktikan tuduhan itu tidak benar; (j) fatasi berupa 6% khayalan: mekanisme pertahanan fantasi yang abstrak yang diharapkan bisa terwujud; dan (k) stereotype berupa 5% keyakinan: mekanisme pertahanan stereotype yang menghadapi konflik dengan orang lain hal itu dilakukan menganalisis kekurangan diri Syamsul; (2) relevasi bahan pembelajaran novel. Hubungan tersebut yaitu hubungan ketercapaian jangka panjang pembelajaran sastra, hubungan kecapean kompetensi dasar, dan hubungan kesesuaian terhadap bahan ajar.