Pendidikan Matematika
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Now showing 1 - 5 of 49
- Item"Eksperimentasi Model Pembelajaran Flipped Classroom Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau dari Kemampuan Numerik Siswa"(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-08-21) ErdianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah dengan model pembelajaran flipped classroom lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah dengan model konvensional, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis pada kemampuan numerik tingkat tinggi, sedang dan rendah, serta apakah terdapat interaksi model pembelajaran dan kemampuan numerik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Karanggayam. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Kelas yang digunakan sebagai sampel adalah kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan tes. Dokumentasi dilakukan untuk mengambil nilai yang digunakan untuk analisis awal yaitu uji normalitas sebelum perlakuan, uji homogenitas sebelum perlakuan, dan uji keseimbangan. Tes dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan untuk uji lanjutan, yaitu uji normalitas setelah perlakuan, uji homogenitas setelah perlakuan dan uji anava dua jalan dengan sel tak sama. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh = , > = ,; = , > = ,; = , < = , yang berarti H 0A ditolak, H 0B ditolak, H 0AB diterima. H 0A ditolak berarti kemampuan pemecahan masalah matematis yang dikenai model pembelajaran flipped classroom lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah yang dikenai model pembelajaran konvensional. H 0B ditolak dilanjutkan dengan uji scheffe yang menghasilkan kemampuan pemecahan masalah yang mempunyai kemampuan numerik tinggi lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah yang mempunyai kemampuan numerik sedang, kemampuan kemampuan pemecahan masalah matematis yang memiliki numerik tinggi lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah matematis yang memiliki kemampuan numerik rendah, serta kemampuan pemecahan masalah matematis yang memiliki kemampuan numerik sedang lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah matematis yang memiliki kemampuan numerik rendah.H0AC diterima berarti tidak terdapat interaksi model pembelajaran dan kemampuan numerik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis.
- ItemAnalisis Kemampuan Pemahaman Relasional Siswa SMP pada Materi Bangun Ruang Ditinjau dari Self-Esteem(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025) Ana Umi HanifahPenelitian ini membahas tentang kemampuan pemahaman relasional siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang ditinjau dari Self-Esteem. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi kemampuan pemahaman relasional siswa SMP dalam mengerjakan persoalan bangun ruang yang ditinjau dari self-esteem tinggi, sedang, dan rendah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX B SMP Negeri 10 Purworejo Tahun Ajaran 2024/ 2025 dengan jumlah 6 siswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah purposive sampling. Pemilihan subjek berdasarkan kategori Self-Esteem yang dimiliki siswa yaitu tinggi, sedang dan rendah. Instrumen yang digunakan berupa lembar tes, lembar pedoman wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Teknik analisis data kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan pemahaman relasional siswa pada materi bangun ruang ditinjau dari Self-Esteem tinggi siswa mampu menguasai kategori konseptual dan kategori prosedural. Kategori konseptual yaitu mampu mengidentifikasi konsep yang termuat dalam informasi yang diberikan, mampu mengaitkan konsep teorema phytagoras dengan konsep perhitungan volume serta menyatakan dalam simbol matematika. Sedangkan prosedural mampu melakukan perhitungan terhadap proses matematika dan mampu menetapkan solusi akhir disertai alasan. (2) Kemampuan pemahaman relasional siswa pada materi bangun ruang ditinjau dari Self-Esteem sedang siswa mampu menguasai kategori konseptual akan tetapi belum tentu menguasai kategori prosedural. Kategori konseptual yaitu mampu mengidentifikasi konsep yang termuat dalam informasi yang diberikan, dan mampu mengaitkan konsep teorema phytagotas dengan konsep perhitugan volume serta menyatakan dalam simbol matematika. Sedangkan kategori prosedural belum mampu melakukan perhitungan terhadap proses matematika dan tidak dapat menetapkan solusi akhir disertai alasan. (3) Kemampuan pemahaman relasional siswa pada materi bangun ruang ditinjau dari Self-Esteem rendah, siswa kurang mampu dalam mengusai kategori konseptual dan kategori procedural. Kategori konseptual yang dimiliki siswa hanya dapat memahami informasi yang terdapat dalam soal, akan tetapi tidak mampu mengaitkan konsep teorema phytagoras dengan konsep perhitungan. Sedangkan kategori prosedural siswa tidak mampu menemukan langkah penyelesaian dengan tepat dan tidak dapat menetapkan solusi akhir disertai alasan.
- ItemPengaruh Problem Based Learning dengan Strategi Probing Prompting Berbantuan Blooket Terhadap Kemampuan Numerasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Purworejo(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025) Nila MahmudahTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Probing Prompting berbantuan Blooket lebih baik daripada model pembelajaran konvensional berbantuan LKS terhadap kemampuan numerasi siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Purworejo. Jenis Penelitian ini adalah penelitian Quasi Experiment (eksperimen semu). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas kelas VIII SMP Negeri 6 Purworejo yang berjumlah 6 kelas dengan masing-masing kelas berjumlah 30 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling dengan 2 kelas. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, tes, dan pedoman pengamatan. Sedangkan instrumen yang digunakan yaitu tes kemampuan numerasi telah dilakukan validasi isi dengan hasil valid dan uji reliabilitas dengan hasil 0,721 yaitu termasuk dalam klasifikasi tinggi. Kelas yang digunakan sebagai sampel adalah kelas kontrol dan kelas eksperimen. Selanjutnya, teknik pengolahan data yang digunakan yaitu uji nomalitas menggunakan metode Liliefors, uji homogenitas dengan uji Bartlett, dan uji hipotesis menggunakan metode uji t dengan taraf signifikansi 𝛼=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan numerasi siswa kelas eksperimen adalah 89,72 dan kelas kontrol adalah 71,67. Uji normalitas menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan uji homogenitas menunjukkan bahwa variansi populasi homogen. Kemudian, uji hipotesis menggunakan uji-t menunjukkan bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=3,801 lebih besar daripada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙=1,296, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan numerasi siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Probing Prompting berbantuan Blooket lebih baik daripada kemampuan numerasi dengan model pembelajaran konvensional berbantuan LKS.
- ItemPenerapan Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Representasi Matematis Siswa Kelas X SMK(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-02-27) Ngida KhofifahPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran berdiferensiasi dengan model problem based learning lebih baik dari pembelajaran konvensional untuk meningkatkan representasi matematis siswa kelas X SMKN 1 Puring tahun pelajaran 2024/2025. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperiment design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMKN 1 Puring tahun pelajaran 2024/2025. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. Kelas yang digunakan sebagai sampel adalah kelas X NKN 1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 31 siswa dan X NKN 2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan dua metode yaitu tes dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan instrument test pre-test dan post test kemampuan representasi matematis siswa. Teknik pengolahan data yang digunakan uji normalitas metode uji Liliefors, Uji homogenitas metode uji F, dan uji hipotesis metode uji-t dengan taraf signifikasi α = 0,05. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa skor rata-rata kelas yang diberi perlakuan pembelajaran berdoferensiasi dengan model problem based learning adalah 73,87 dan skor rata-rata kelas dengan model pembelajaran konvensional adalah 52,83. Hasil analisis uji-t menunjukkan bahwa H0 ditolak maka H1 diterima atau dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi dengan model problem based learning lebih baik dari model pembelajaran konvensional untuk meningkatkan representasi matematis siswa kelas X SMKN 1 Puring tahun pelajaran 2024/2025. Hal tersebut juga didukung dengan Uji N-Gain untuk mengetahui efektivitas penggunaan treatment tersebut diperoleh sebesar 58,4 % yang termasuk kategori cukup efektif.
- ItemAnalisis Tingkat Kecemasan Matematis Dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Karanggayam Tahun Ajaran 2023/2024(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-03-04) Yudi FiantoPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan Tingkat kecemasan matematis siswa kemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS). Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini dua siswa kelas VIII yang telah dipilih secara purposive yaitu siswa dengan kemampuan matematika tinggi. Teknik pengumpulan data menggunakan soal tes, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas untuk menguji keabsahan data. Uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi teknik. Hasil penelitian diperoleh bahwa siswa mengalami kecemasan matematis tinggi. Siswa mengalami gangguan faktor kognitif, siswa tidak dapat menjawab tes soal HOTS materi SPLDV dengan benar, hal tersebut dipicu karena pengetahuan matematika siswa hilang atau menurun. Siswa yang tidak dapat menjawab dengan benar juga kehilangan konsenterasi serta kemampuan dan kepercayaan diri hilang, mengacu dari jawaban siswa yang tidak rasional. Siswa yang tidak dapat menjawab soal dengan benar mengalami gangguan secara emosional perasaan gugup, tidak senang, dan gelisah, hal tersebut terlihat dari sikap siswa selama mengerjakan soal.