Pendidikan Matematika
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Pendidikan Matematika by Title
Now showing 1 - 20 of 211
Results Per Page
Sort Options
- ItemAn Analysis Textbook Get Along With English in the Grade XI of Senior High School(Prodi Pend. Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-08-10) SyafiudinTextbook is one of the materials in teaching learning process which is regularly used by both teachers and students at school. Textbook should improve the quality of teaching and learning process. The purpose of this study is to find whether or not the materials provided in the English textbook “Bahasa Inggris” designed for the second grade of Senior high school compatible with the curriculum 2013. Besidesthat, the researcher also studies about the feasibility of content of the textbook. This study uses descriptive qualitative approach. The data collected for this study will be gathered from the English textbook “Bahasa Inggris” published by Ministry of Education and Culture of Indonesia. The results findings of this study concluded that (1) the English Textbook of “Bahasa Inggris” compatible with the curriculum 2013, as every single KI and KD successfully implemented in the textbook. (2) The materials provided in the textbook completely developed, as all the suggested English language skills exercises of writing, speaking, reading and listening materials in the curriculum 2006 are implemented. (3) The feasibilityof content has mostly met the standard of an English textbook in delivering curriculum 2013, using the basic frequency formula from Sudjiono assessment score acquired with 80% in feasibility of content fulfilled. Based on the findings of this study the researcher suggested that both English teachers and educational institution should concern and pay attention with the content of the textbook, not only its compatibility with the current curriculum, but also the compatible with students’ needs.
- ItemAnalisis Berpikir Analogi Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Materi Bangun Ruang Sisi Datar(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2022-09-30) Dewi Pangestuti SofiyantiPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir analogi siswa dalam menyelesaikan masalah materi bangun ruang sisi datar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Teknik pengambilan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive. Penelitian dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 4 Purworejo dengan 10 calon subjek terpilih berdasarkan diskusi peneliti dan guru pengampu matematika. Pengambilan data dilaksanakan dengan memberikan instrumen soal tes berpikir analogi kepada 10 calon subjek. Alokasi waktu subjek menyelesaikan soal adalah 45 menit. Metode pengumpulan data menggunakan tes, wawancara, dan catatan lapangan. Berdasarkan hasil tes terdapat 3 jawaban yang identik dan tidak ada jawaban yang lebih benar. Dari 3 data yang sama peneliti memilih 2 subjek dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mampu menyelesaikan soal melalui tahapan berpikir analogi dengan tema-tema yang muncul pada setiap tahapannya yaitu encoding berupa pemahaman informasi dan pemahaman masalahyang dikodekan ke dalam suatu simbol atau istilah yang berkaitan dengan ukuran-ukuran panjang, tinggi, dan laiinya pada bangun ruang, inferring berupa keterkaitan hubungan antara masalah sumber dan masalah target dengan kesamaan penyelesaian menggunakan konsep yang sama pada masalah sumber untuk digunakan pada masalah target yaitu volume, luas permukaan, dan pythagoras, mapping berupa membuat rencana dengan menuliskan rumus volume, luas permukaan atau pythagoras kemudian memetakan rencana dari informasi yang telah diperoleh dengan penerapan konsep yang sama antara masalah sumber dan masalah target, dan applying berupa pelaksanaan rencana dengan menerapkan prosedur penyelesaian berdasarkan pemikiran penyelesaian
- ItemAnalisis Berpikir Kritis dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Siswa Bergaya Belajar Visual dan Auditori(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2022-10-22) Wasimatul AliyahPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam pemecahan masalah matematika ditinjau dari gaya belajarnya terkhusus materi sistem linier dua variabel (SPLDV). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 4 orang siswa kelas VIII yang terpilih secara purposive yaitu siswa dengan dengan bergaya belajar visual dan auditori. Teknik pengumpulan data menggunakan soal tes berpikir kritis, wawancara, dan catatan lapangan. Instrumen penelitian yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri yang didukung dengan instrumen tes berpikir kritis materi SPLDV. Teknik analisis data menggunakan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kredibilitas yang dilakukan dengan triangulasi teknik, dimana dalam penelitian ini pengecekan menggunakan 3 teknik yang berbeda, yaitu observasi, tes, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah matematika pada siswa bergaya belajar visual sudah memenuhi semua indikator berpikir kritis FRISCO (focus, reason, inference, situation, clarity, overview) dalam mengerjakan tes dan wawancara. karena karakteristik dari jenis gaya belajar visual lebih mampu menginterpretasi objek matematika secara visual sebelum menyelesaikan permasalahan matematikanya. (2) Kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah matematika pada siswa bergaya belajar auditori dengan menggunakan indikator berpikir kritis FRISCO (focus, reason, inference, situation, clarity, overview) ada dua indikator yang tidak terpenuhi pada indikator reason dan overview. Siswa dengan gaya belajar auditori tetap punya potensi untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya, hanya saja membutuhkan treatment yang berbeda.
- ItemAnalisis Berpikir Kritis dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Siswa Bergaya Belajar Visual dan Auditori(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2022-10-22) Wasimatul AliyahPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam pemecahan masalah matematika ditinjau dari gaya belajarnya terkhusus materi sistem linier dua variabel (SPLDV). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 4 orang siswa kelas VIII yang terpilih secara purposive yaitu siswa dengan dengan bergaya belajar visual dan auditori. Teknik pengumpulan data menggunakan soal tes berpikir kritis, wawancara, dan catatan lapangan. Instrumen penelitian yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri yang didukung dengan instrumen tes berpikir kritis materi SPLDV. Teknik analisis data menggunakan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kredibilitas yang dilakukan dengan triangulasi teknik, dimana dalam penelitian ini pengecekan menggunakan 3 teknik yang berbeda, yaitu observasi, tes, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah matematika pada siswa bergaya belajar visual sudah memenuhi semua indikator berpikir kritis FRISCO (focus, reason, inference, situation, clarity, overview) dalam mengerjakan tes dan wawancara. karena karakteristik dari jenis gaya belajar visual lebih mampu menginterpretasi objek matematika secara visual sebelum menyelesaikan permasalahan matematikanya. (2) Kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah matematika pada siswa bergaya belajar auditori dengan menggunakan indikator berpikir kritis FRISCO (focus, reason, inference, situation, clarity, overview) ada dua indikator yang tidak terpenuhi pada indikator reason dan overview. Siswa dengan gaya belajar auditori tetap punya potensi untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya, hanya saja membutuhkan treatment yang berbeda.
- ItemAnalisis Berpikir Kritis Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2022-09-21) Indah SukmawatiBerpikir kritis adalah keterampilan individu untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dengan berbagai informasi yang sudah diperoleh. Setiap siswa memiliki cara yang berbeda dalam proses berpikir kritis dan menyelesaikan masalah matematika, perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh gaya kognitif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan subjek menggunakan purposive. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP kelas VII H. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 8 siswa dengan masing-masing kategori: 4 siswa dengan gaya kognitif field independent dan 4 siswa dengan gaya kognitif field dependent. Pemilihan subjek menggunakan instrument Group Embedded Figure Test (GEFT). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, wawancara, dan catatan lapangan. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan tes, wawancara, dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kesimpulan penelitian ini adalah siswa dengan gaya kognitif field independent dan field dependent mampu memenuhi indikator berpikir kritis yaitu interpretation, analysis, evaluation, inference, explanation, dan self-regulation. Kedua gaya kognitif tersebut mempunyai perbedaan yaitu pada interpretation siswa dengan gaya kognitif field dependent menuliskan kembali dari soalnya sedangkan field independent menotasikan panjang dengan p, lebar dengan l, dan persegi dengan gambar persegi. Pada analysis siswa dengan gaya kognitif field dependent berpikir lama sedangkan field independent siswa menggambarkan sebuah segiempat, kemudian mencari luas persegi untuk mendapatkan sisi persegi. Pada evaluation siswa dengan gaya kognitif field dependent pada jawaban yang digambarkan tidak sesuai dengan hasil yang dituliskan sedangkan field independent dengan mencari panjang, kemudian menggambarkan masing-masing sisi segiempat kecil dan memberi keterangan disamping gambar persegi. Pada self-regulation siswa dengan gaya kognitif field dependent hanya menyebutkan 1 alternatif lain sedangkan field independent menggunakan banyak cara alternatif lain, serta dilengkapi dengan cara mencari gambar persegi kecil dan keterangan banyaknya persegi yang dibuat. Pada inference siswa dengan gaya kognitif field dependent siswa kurang tepat dalam menyimpulkan dari permasalahan sedangkan field independent sudah benar dalam menyimpulkan. Pada explanation siswa dengan gaya kognitif field dependent dalam memberi alasan salah sedangkan field independent dalam memberi alasan benar.
- ItemAnalisis Berpikir Kritis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Pola Bilangan(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2022-10-15) Nunung Wahyu PuspitaPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah pola bilangan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 5 Purworejo sebanyak 2 siswa. Teknik pengambilan subjek menggunakan purposive. Instrumen yang peneliti gunakan yaitu tes kemampuan berpikir kritis dan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa sekolah menengah pertama memenuhi semua indikator dari kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis yang dilakukan siswa pada indikator focus mampu memahami maksud soal sehingga dapat menentukan unsur yang diketahui dan unsur yang ditanyakan pada soal. Kemudian siswa memenuhi indikator reason dan inference dapat dilihat dari memberikan alasan dan menentukan cara atau rumus yang tepat. Pada indikator situation mampu menggunakan informasi pada soal dengan tepat dapat dilihat dari siswa mampu memecahkan masalah pola bilangan tersebut dengan benar. Pada indikator clarity mampu memahami istilah-istilah yang terdapat pada soal dapat dilihat dari siswa menuliskan suku pertama, beda, dan rumus yang digunakan. Pada indikator overview mampu mengecek ulang pekerjaannya dari awal sampai akhir, terlihat pada proses wawancara siswa mampu mengecek dan membuktikan kembali bahwa rumus yang digunakan sudah benar. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua subjek sudah memenuhi keenam indikator berpikir kritis
- ItemANALISIS JENIS KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS DAN SUDUT BERDASARKAN KRITERIA NEWMAN(PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO, 2023-08-23) Eka MulyaningsihPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal garis dan sudut berdasarkan kriteria Newman. Kemudian mengetahui faktor penyebab siswa melakukan keslahan dalam menyelesaikan soal gari dan sudut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 6 siswa diambil dari siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kepil. Pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu tes dan wawancara. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tes, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas. Hasil penelitian menunjukkan jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal garis dan sudut, yaitu kesalahan membaca (Reading error), kesalahan memahami (Comprehension error), kesalahan transformasi (Transformation error), kesalahan kemampuan memproses (Process skill error), dan kesalahan penulisan (Encoding error). Faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan yaitu (1) Siswa kurang mampu membaca/ mengidentifikasi informasi yang terdapat dalam gambar kedalam soal matematika. (2) Siswa tidak mengetahui permasalahan apa yang harus diselesaikan. (3) Siswa yang tidak mampu menuliskan rumus yang akan digunakan. (4) Siswa belum bisa mengoperasikan bilangan atau salah dalam proses perhitungan. (5) Siswa tidak mampu menuliskan jawaban akhir dan siswa lupa belum menuliskan kesimpulan.
- ItemAnalisis Kecemasan Matematis Siswa Quitters dalam Menyelesaikan Permasalahan Matematika(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2022-10-27) Ari SetyariniPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan kecemasan matematis pada siswa quitters dan faktor penyebab kecemasan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini 3 siswa kelas VIII yang telah dipilih secara purposive yaitu dengan pertimbangan guru kelas dan hasil tes AQ dengan tipe siswa quitters. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner AQ, kuesioner kecemasan matematis, soal tes, wawancara, dan catatan lapangan. Teknik analisis data menggunakan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh bahwa siswa quitters mengalami kecemasan matematis. Siswa mengalami gangguan faktor kognitif, siswa tidak dapat menjawab soal tes dengan benar, hal tersebut dipicu karena pengetahuan matematika siswa hilang atau menurun. Siswa yang tidak dapat menjawab dengan benar juga kehilangan konsenterasi serta kemampuan dan kepercayaan diri hilang, mengacu dari jawaban siswa yang tidak rasional. Siswa yang tidak dapat menjawab soal dengan benar mengalami gangguan secara emosional perasaan gugup, tidak senang, dan gelisah, hal tersebut terlihat dari sikap siswa selama mengerjakan soal di kelas. Siswa yang mengalami gangguan pada faktor kognitif dan emosional juga mengalami gangguan pada gejala fisiologis (tubuh berkeringat, pusing, dan jantung berdebar kencang). Faktor kepribadian penyebab kecemasan siswa yaitu kepercayaan diri dan motivasi diri yang rendah. Faktor harapan keluarga yang tinggi yang tidak didukung dengan bantuan belajar, kurangnya dukungan teman, iklim kelas yang tidak mendukung, seperti kurang kerjasama antar teman, kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan metode pemelajaran guru yang monoton
- ItemAnalisis Kecerdasan Visual Spasial Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berstandar PISA Ditinjau Dari Tingkat Berpikir Geometri Van Hiele(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-08-21) Wahyu Endah LestariPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecerdasan visual spasial siswa dalam menyelesaikan soal matematika berstandar PISA ditinjau dari tingkat berpikir geometri Van Hiele. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini mengambil subjek penelitian dari siswa kelas IX di SMP Negeri 4 Purworejo. Penelitian ini mengambil subjek penelitian sebanyak 8 siswa yang mewakili masing masing tingkat berpikir Van Hiele berdasarkan hasil tes VHGT dan pertimbangan guru yaitu 2 siswa dengan tingkat berpikir geometri 3 (deduksi), 2 siswa dengan tingkat berpikir geometri 2 (deduksi informal), 2 siswa dengan tingkat berpikir geometri 1 (analisis), dan 2 siswa dengan tingkat berpikir geometri 0 (visualisasai). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes dengan soal VHGT, tes kecerdasan visual spasial dengan soal PISA, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan tingkatan berpikir geometri Van Hiele tingkat 3 (deduksi) dapat memenuhi semua karakteristik kecerdasan visual spasial yaitu pengimajinasian (imaging), pengkonsepan (Conceptualizing), penyelesaian masalah (Problem-Solving), dan pencarian pola (Pattern-Seeking). Siswa dengan tingkatan berpikir geometri Van Hiele tingkat 2 (deduksi informal) mampu memenuhi 3 karakteristik kecerdasan visual spasial yaitu pengimajinasian (imaging) pengkonsepan (Conceptualizing, dan penyelesaian masalah (Problem-Solving). Sedangkan tingkatan berpikir geometri Van Hiele tingkat 1 (analisis) dan siswa dengan tingkatan berpikir geometri Van Hiele tingkat 0 (visualisasai) hanya mampu memenuhi 2 karakteristik kecerdasan visual spasial yaitu pengimajinasian (imaging), dan pengkonsepan (Conceptualizing). Setiap karakteristik kecerdasan visual spasial memiliki penjabaran yang berbeda. Karakteristik pengimajinasian (imaging) terpenuhi apabila siswa mampu menggunakan bantuan gambar dalam menyelesaikan soal geometri. Karakteristik pengkonsepan (Conceptualizing) terpenuhi apabila siswa mampu menggunakan konsep-konsep dalam geometri untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Karakteristik penyelesaian masalah (Problem-Solving) terpenuhi apabila siswa dapat menyelesaikan soal dari sudut pandang yang berbeda-beda. Karakteristik pencarian pola (Pattern-Seeking) terpenuhi apabila, siswa mampu mampu mencari pola untuk menyelesaikan permasalahan geometri. Siswa mampu menemukan pola dalam menyelesaikan permasalahan geometri..
- ItemAnalisis Kecerdasan Visual Spasial Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berstandar PISA Ditinjau Dari Tingkat Berpikir Geometri Van Hiele(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024) Wahyu Endah LestariPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecerdasan visual spasial siswa dalam menyelesaikan soal matematika berstandar PISA ditinjau dari tingkat berpikir geometri Van Hiele. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini mengambil subjek penelitian dari siswa kelas IX di SMP Negeri 4 Purworejo. Penelitian ini mengambil subjek penelitian sebanyak 8 siswa yang mewakili masing masing tingkat berpikir Van Hiele berdasarkan hasil tes VHGT dan pertimbangan guru yaitu 2 siswa dengan tingkat berpikir geometri 3 (deduksi), 2 siswa dengan tingkat berpikir geometri 2 (deduksi informal), 2 siswa dengan tingkat berpikir geometri 1 (analisis), dan 2 siswa dengan tingkat berpikir geometri 0 (visualisasai). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes dengan soal VHGT, tes kecerdasan visual spasial dengan soal PISA, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan tingkatan berpikir geometri Van Hiele tingkat 3 (deduksi) dapat memenuhi semua karakteristik kecerdasan visual spasial yaitu pengimajinasian (imaging), pengkonsepan (Conceptualizing), penyelesaian masalah (Problem-Solving), dan pencarian pola (Pattern-Seeking). Siswa dengan tingkatan berpikir geometri Van Hiele tingkat 2 (deduksi informal) mampu memenuhi 3 karakteristik kecerdasan visual spasial yaitu pengimajinasian (imaging) pengkonsepan (Conceptualizing, dan penyelesaian masalah (Problem-Solving). Sedangkan tingkatan berpikir geometri Van Hiele tingkat 1 (analisis) dan siswa dengan tingkatan berpikir geometri Van Hiele tingkat 0 (visualisasai) hanya mampu memenuhi 2 karakteristik kecerdasan visual spasial yaitu pengimajinasian (imaging), dan pengkonsepan (Conceptualizing). Setiap karakteristik kecerdasan visual spasial memiliki penjabaran yang berbeda. Karakteristik pengimajinasian (imaging) terpenuhi apabila siswa mampu menggunakan bantuan gambar dalam menyelesaikan soal geometri. Karakteristik pengkonsepan (Conceptualizing) terpenuhi apabila siswa mampu menggunakan konsep-konsep dalam geometri untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Karakteristik penyelesaian masalah (Problem-Solving) terpenuhi apabila siswa dapat menyelesaikan soal dari sudut pandang yang berbeda-beda. Karakteristik pencarian pola (Pattern-Seeking) terpenuhi apabila, siswa mampu mampu mencari pola untuk menyelesaikan permasalahan geometri. Siswa mampu menemukan pola dalam menyelesaikan permasalahan geometri..
- ItemAnalisis Kelancaran Prosedural Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Efikasi Diri Siswa(PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKLTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO, 2023-05-08) Ragil Putri WardhaniPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kelancaran prosedural siswa dalam pemecahan masalah matematika ditinjau dari efikasi diri tinggi dan efikasi diri rendah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini mengambil subjek penelitian dari siswa SMP kelas VIII di Kabupaten Purworejo. Penelitian mengambil subjek penelitian yaitu 3 siswa dengan efikasi diri tinggi dan 3 siswa dengan efikasi diri rendah.Subjek penelitian dipilih berdasarkan angket efikasi diri dan pertimbangan guru. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket efikasi diri, tes dengan soal pemecahan masalah, catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan efikasi diri tinggi dapat memenuhi 3 indikator kelancaran prosedural yaitu menerapkan prosedur secara tepat, memilih dan memanfaatkan prosedur serta memodifikasi atau memperhalus prosedur. Siswa dengan efikasi diri rendah belum mampu memenuhi indikator kelancaran prosedural. Setiap indikator memiliki penjabaran yang berbeda. Indikator menerapkan prosedur secara tepat terpenuhi apabila siswa dapat menganalisis informasi yang diperoleh dengan menyebutkan apa yang diketahui, menganalisis masalah dengan menyebutkan apa yang ditanyakan dan dapat merepresentasikan kalimat verbal ke kalimat matematika dengan mengetahui kalimat matematikannya.Indikator memilih dan menerapkan prosedur terpenuhi apabila siswa dapat memilih prosedur atau rumus yang digunakan, dan dapat memahami dan menerapkan prosedur atau rumus yang digunakan dengan benar. Sedangkan indikator memodifikasi atau memperhalus prosedur terpenuhi apabila siswa mampu mengubah dari perhitungan menjadi kesimpulan. Siswa dengan efikasi diri tinggi mampu memenuhi indikator kelancaran prosedural lebih banyak dari siswa dengan efikasi diri rendah karena siswa dengan efikasi diri tinggi memiliki keyakinan dengan kemampuannya menyelesaikan masalah dantetap gigih dalam usahannya menyelesaikan masalah hingga memperoleh hasil yang benar.Dari hasil penelitian ini, diharapkan siswa dengan efikasi diri rendah dapat lebih banyak berlatih menyelesaiakan soal pemecahan masalah matematika untuk meningkatkan kelancaran proseduralnya.
- ItemAnalisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dalam Menyelesaikan Soal Open-ended Pada Siswa Berkepribadian Ekstrovert”. Skripsi(PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO, 2023-08-15)Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa ekstrovert kelas VII dalam menyelesaikan soal open-ended pada materi bangun datar. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas tahun ajaran 2022/ 2023 yang berjumlah 2 siswa. Teknik pengambilan subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan calon subjek adalah angket kepribadian ekstrovert. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu tes kemampuan berpikir kreatif, wawancara dan catatan lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian pada aspek kebaruan menunjukkan bahwa siswa berkepribadian ekstrovert mampu memberikan jawaban dengan cara penyelesaian yang baru dan benar, serta mampu menyelesaikan soal dengan cara penyelesaian berbeda dari yang dipelajari dalam buku. Pada aspek kefasihan menunjukkan bahwa siswa berkepribadian ekstrovert kurang mampu menghitung dengan lancar, namun mampu memberikan jawaban yang benar. Pada aspek fleksibilitas menunjukkan bahwa siswa berkepribadian ekstrovert mampu memberikan cara penyelesaian beragam serta mampu memberikan cara lain untuk memperoleh jawaban yang benar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, siswa ekstrovert mampu menunjukkan kebaruan dan fleksibilitas. Sehingga siswa ekstrovert terklasifikasi dalam tingkat 2 (Cukup Kreatif). Pada tingkat 2, siswa ekstrovert cenderung kesulitan memperkirakan rumus dan bilangan sebagai bentuk penyelesaian yang sesuai.
- ItemAnalisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Open Ended(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2023-08-28) Subur RizkiyaniPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika berbasis open ended pada materi bangun datar. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Al Iman Bulus Purworejo. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah purposive. Pemilihan subjek berdasarkan pada kemampuan siswa kategori tinggi. Instrumen penelitian berupa soal open ended pada materi bangun datar, wawancara, dan catatan lapangan. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik Miles & Huberman yang meliputi tiga aktivitas yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kategori tinggi memenuhi indicator berpikir kreatif, yaitu fluency, flexibility, dan novelty. Hal ini ditunjukkan dengan mampu memberikan beberapa alternative jawaban berupa kemungkinan bentuk bangun datar beserta ukurannya dengan lancer dan benar, mampu melihat permasalahan dengan sudut pandang/ pendekatan yang berbeda sehingga dapat memberikan lebih dari satu kemungkinan bentuk bangun datar berserta ukurannya, mampu memberikan kemungkinan bentuk bangun datar berserta ukurannya yang berbeda dari teman lainnya dan bernilai benar.
- ItemAnalisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Siswa SMP(PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO, 2023-08-21) Bustanul HidayahPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil kemampuan berpikir kritis dalam pemecahan masalah matematika pada siswa SMP. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Purworejo sebanyak 3 siswa. Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan cara memilih 5 siswa yang memperoleh nilai UAS ≥ 80. Instrumen yang digunakan untuk mengambil subjek adalah tes dan wawancara. Teknik pengumpulan data menggunakan 3 metode yaitu tes, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan soal uraian sebanyak 2 soal dengan menggunakan materi aritmatika sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa mampu memenuhi semua indikator berpikir kritis. Indikator klarifikasi terpenuhi dengan cara membaca soal secara berulang-ulang, memberikan tanda pada bagian-bagian yang penting, dan memberikan informasi yang ada pada soal diskon dan bunga tunggal dengan tepat. Indikator asesmen terpenuhi dengan cara mampu menjelaskan langkah-langkah yang diambil dalam menyelesaikan soal diskon dan bunga tunggal sudah tepat. Indikator inferensi terpenuhi dengan cara siswa mampu memahami apa yang ditanyakan pada soal diskon dan bunga tunggal dan melakukan pengecekan kembali dari hasil yang diperoleh. Indikator strategi terpenuhi dengan cara siswa mampu menjelaskan strategi lain yang dapat digunakan dalam menyelesaikan soal diskon dan bunga tunggal dengan menghasilkan jawaban yang benar
- ItemAnalisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Adversity Quotient(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2022-03-27) Agil Bekti LestariasihPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir kritis matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika yang ditinjau dari adversity quotient. Indikator berpikir kritis matematis pada penelitian ini yaitu implementasi, analisis, evaluasi, inferensi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan subjek menggunakan purposive. Instrumen yang peneliti gunakan yaitu angket dan lembar soal berpikir kritis matematis yang berbentuk soal pemecahan masalah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket), tes, wawancara, dan catatan lapangan. Teknik analisis yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian siswa dengan kategori climber mampu memahami permasalahan dan menuliskan informasi dalam kalimat soal (implementasi), mampu mengubungkan permasalahan dengan konsep yang siswa climber miliki (analisis), mampu menyusun dan menjelaskan strategi yang digunakan (evaluasi), mampu menarik kesimpulan dengan tepat (inferensi). Pada saat mengerjakan soal siswa climber sangat antusias dalam memahami permasalahan dan berupaya mencari jawaban. Siswa dengan kategori camper mampu memahami permasalahan dan menuliskan informasi dalam kalimat matematika (implementasi), mampu menghubungkan permasalahan dengan konsep yang siswa camper miliki (analisis), namun dalam menyusun strategi kurang tepat (evaluasi) seingga dalam menarik kesimpulan sesuai dengan hasil perhitungan yang tidak tepat (inferensi). Pada saat mengerjakan soal siswa camper kurang inisiatif dalam memecahkan masalah dan hanya mengerjakan sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan siswa dengan kategori quitter kurang mampu memahami permasalahan sehingga dalam menuliskan informasi kurang lengkap (implementasi), tidak mampu mengubungkan permasalahan dengan konsep yang mereka miliki (analisis), kurang mampu menjelaskan strategi yang digunakan dan melakukan penghitungan dengan salah (evaluasi), tidak menarik kesimpulan (inferensi). Pada saat mengerjakan soal siswa quitter tidak antusias dalam memecahkan masalah dan langsung mengatakan tidak bisa sehingga dalam mengerakan soal mereka cenderung mengarang.
- Itemanalisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Berdasarkan Disposisi Matematis(PROGRAM STUDI HUKUM FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO, 2023-08-15) Apriliana Dian Fadilla,
- Item"Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Tipe Open-Ended"(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-07-30) Melia Dyah SuprabawatiJenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Purworejo. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah teknik purposive. Dari sepuluh calon subjek dipilih tiga subjek. Pemilihan subjek berdasarkan tingkat kemampuan matematika siswa dengan kategori tinggi serta saran dari guru mata pelajaran matematika. Instrumen yang digunakan berupa lembar tes bangun datar, wawancara, dan dokumentasi. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan dimana siswa berupaya berfikir untuk mencari jalan keluar dari permasalahan dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini juga memerlukan kesiapan, konsep, mengumpulkan informasi, mengevaluasi informasi dan kemampuan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan dua belas indikator yang yang dikelompokkan dalam lima aktivitas besar, yaitu memberi penjelasan sederhana (elementary clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan (inference), membuat penjelasan lanjut (advance clarification), mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics), mendeskripsikan kemampuan kritis siswa dalam menyelesaikan soal bangun datar pada siswa kelas VIII. Setelah diberikan soal dan wawancara, ketiga subjek menunjukkan kemampuan berpikir kritis yang serupa. Hal tersebut ditunjukkan dari ketiga subjek mencapai pada tahap akhir strategies and tactics yaitu sampai dengan menyampaikan hasil kesimpulannya. Dengan demikian subjek mampu melampaui semua tahapan berpikir kritis, sehingga ketiga subjek memiliki kemampuan berpikir kritis yang konsisten. Meskipun ketiganya memiliki kemampuan berpikir kritis yang serupa tetapi memiliki sedikit pola yang berbeda dalam menyampaikan penjelasan. Dari ketiga subjek, terdapat subjek yang cenderung tidak menuliskannya tetapi pernyataan muncul dalam wawancara. Terdapat juga subjek yang menuliskannya secara lengkap dengan menuliskan informasi yang didapat melalui soal hingga kesimpulan jawaban
- ItemAnalisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Tipe Open-Ended(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-07-30) Melia Dyah SuprabawatiJenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Purworejo. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah teknik purposive. Dari sepuluh calon subjek dipilih tiga subjek. Pemilihan subjek berdasarkan tingkat kemampuan matematika siswa dengan kategori tinggi serta saran dari guru mata pelajaran matematika. Instrumen yang digunakan berupa lembar tes bangun datar, wawancara, dan dokumentasi. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan dimana siswa berupaya berfikir untuk mencari jalan keluar dari permasalahan dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini juga memerlukan kesiapan, konsep, mengumpulkan informasi, mengevaluasi informasi dan kemampuan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan dua belas indikator yang yang dikelompokkan dalam lima aktivitas besar, yaitu memberi penjelasan sederhana (elementary clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan (inference), membuat penjelasan lanjut (advance clarification), mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics), mendeskripsikan kemampuan kritis siswa dalam menyelesaikan soal bangun datar pada siswa kelas VIII. Setelah diberikan soal dan wawancara, ketiga subjek menunjukkan kemampuan berpikir kritis yang serupa. Hal tersebut ditunjukkan dari ketiga subjek mencapai pada tahap akhir strategies and tactics yaitu sampai dengan menyampaikan hasil kesimpulannya. Dengan demikian subjek mampu melampaui semua tahapan berpikir kritis, sehingga ketiga subjek memiliki kemampuan berpikir kritis yang konsisten. Meskipun ketiganya memiliki kemampuan berpikir kritis yang serupa tetapi memiliki sedikit pola yang berbeda dalam menyampaikan penjelasan. Dari ketiga subjek, terdapat subjek yang cenderung tidak menuliskannya tetapi pernyataan muncul dalam wawancara. Terdapat juga subjek yang menuliskannya secara lengkap dengan menuliskan informasi yang didapat melalui soal hingga kesimpulan jawaban.
- ItemAnalisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Literasi Numerasi(PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO, 2023-08-14) Salsabila Intania Shafa.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam menyelesaikan masalah literasi numerasi. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud yaitu kemampuan siswa yang dapat membantu siswa untuk mengambil keputusan dan memberikan alasan dalam langkah penyelesaian masalah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah 2 siswa di salah satu kelas VIII SMP Negeri 6 Purworejo yang sudah melaksanakan AKM dan memperoleh materi aljabar. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kriteria yang sudah melaksanakan AKM telah mampu menyelesaikan soal masalah literasi numerasi dengan memuat aspek kemampuan berpikir kritis. Aspek yang termuat yaitu focus, reason, inference, situation, clarity, dan overview. Kemampuan berpikir kritis dapat terlihat ketika siswa mampu menyelesaikan masalah. Siswa dapat mengidentifikasi informasi yang diketahui dalam soal dimana termuat dalam aspek focus. Pada aspek reason siswa dapat membuat keputusan dan memberikan alasan sesuai dengan fakta/ bukti. Pada aspek inference siswa menyusun kesimpulan/langkah penyelesaian masalah. Pada aspek situation siswa menggunakan informasi yang diperoleh sebelumnya untuk menyusun jawaban. Aspek clarity berlangsung ketika siswa memberikan penjelasan lebih lanjut dari hasil penyelesaian dan mampu membuat kesimpulan. Munculnya aspek overview yaitu memeriksa hasil penyelesaian dari awal hingga akhir yang mana langkah tidak sepenuhnya dilakukan secara tertulis, namun dapat diketahui secara lisan.
- ItemAnalisis Kemampuan Berpikir Reflektif Siswa Climber dalam Menyelesaikan Soal Literasi Numerasi SMP(PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO, 2023-08-15) Melliana KurniawatiKemampuan berpikir reflektif adalah kemampuan seseorang dalam menghubungkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga didapat kesimpulan akhir. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif siswa climber dalam menyelesaikan soal literasi numerasi Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D sebanyak dua siswa dengan tipe AQ climber. Instrumen yang digunakan berupa lembar angket AQ, lembar soal tes literasi numerasi, dan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa climber telah mampu berpikir reflektif yang dilihat dari fase reacting, fase comparing, dan fase contemplating. Indikator tercapai pada fase reacting yaitu siswa climber mampu menyebutkan apa yang diketahui, menyebutkan apa yang ditanyakan, menyebutkan hubungan antara yang ditanya dengan yang diketahui, dan mampu membuat simbol atau model matematika yang digunakan. Indikator tercapai pada fase comparing yaitu siswa climber mampu menjelaskan jawaban pada permasalahan yang didapatkan, menjelaskan metode yang dianggap efektif, dan mampu menghubungkan masalah yang ditanyakan dengan masalah yang pernah dihadapi. Sedangkan pada fase contemplating, indikator tercapai yaitu siswa mampu menentukan maksud dari permasalahan, mampu mendeteksi kesalahan dan memperbaikinya, serta mampu membuat kesimpulan dengan benar.