Pendidikan Matematika
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Pendidikan Matematika by Title
Now showing 1 - 20 of 49
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Kecerdasan Visual Spasial Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berstandar PISA Ditinjau Dari Tingkat Berpikir Geometri Van Hiele(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024) Wahyu Endah LestariPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecerdasan visual spasial siswa dalam menyelesaikan soal matematika berstandar PISA ditinjau dari tingkat berpikir geometri Van Hiele. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini mengambil subjek penelitian dari siswa kelas IX di SMP Negeri 4 Purworejo. Penelitian ini mengambil subjek penelitian sebanyak 8 siswa yang mewakili masing masing tingkat berpikir Van Hiele berdasarkan hasil tes VHGT dan pertimbangan guru yaitu 2 siswa dengan tingkat berpikir geometri 3 (deduksi), 2 siswa dengan tingkat berpikir geometri 2 (deduksi informal), 2 siswa dengan tingkat berpikir geometri 1 (analisis), dan 2 siswa dengan tingkat berpikir geometri 0 (visualisasai). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes dengan soal VHGT, tes kecerdasan visual spasial dengan soal PISA, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan tingkatan berpikir geometri Van Hiele tingkat 3 (deduksi) dapat memenuhi semua karakteristik kecerdasan visual spasial yaitu pengimajinasian (imaging), pengkonsepan (Conceptualizing), penyelesaian masalah (Problem-Solving), dan pencarian pola (Pattern-Seeking). Siswa dengan tingkatan berpikir geometri Van Hiele tingkat 2 (deduksi informal) mampu memenuhi 3 karakteristik kecerdasan visual spasial yaitu pengimajinasian (imaging) pengkonsepan (Conceptualizing, dan penyelesaian masalah (Problem-Solving). Sedangkan tingkatan berpikir geometri Van Hiele tingkat 1 (analisis) dan siswa dengan tingkatan berpikir geometri Van Hiele tingkat 0 (visualisasai) hanya mampu memenuhi 2 karakteristik kecerdasan visual spasial yaitu pengimajinasian (imaging), dan pengkonsepan (Conceptualizing). Setiap karakteristik kecerdasan visual spasial memiliki penjabaran yang berbeda. Karakteristik pengimajinasian (imaging) terpenuhi apabila siswa mampu menggunakan bantuan gambar dalam menyelesaikan soal geometri. Karakteristik pengkonsepan (Conceptualizing) terpenuhi apabila siswa mampu menggunakan konsep-konsep dalam geometri untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Karakteristik penyelesaian masalah (Problem-Solving) terpenuhi apabila siswa dapat menyelesaikan soal dari sudut pandang yang berbeda-beda. Karakteristik pencarian pola (Pattern-Seeking) terpenuhi apabila, siswa mampu mampu mencari pola untuk menyelesaikan permasalahan geometri. Siswa mampu menemukan pola dalam menyelesaikan permasalahan geometri..
- ItemAnalisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Open Ended(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2023-08-28) Subur RizkiyaniPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika berbasis open ended pada materi bangun datar. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Al Iman Bulus Purworejo. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah purposive. Pemilihan subjek berdasarkan pada kemampuan siswa kategori tinggi. Instrumen penelitian berupa soal open ended pada materi bangun datar, wawancara, dan catatan lapangan. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik Miles & Huberman yang meliputi tiga aktivitas yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kategori tinggi memenuhi indicator berpikir kreatif, yaitu fluency, flexibility, dan novelty. Hal ini ditunjukkan dengan mampu memberikan beberapa alternative jawaban berupa kemungkinan bentuk bangun datar beserta ukurannya dengan lancer dan benar, mampu melihat permasalahan dengan sudut pandang/ pendekatan yang berbeda sehingga dapat memberikan lebih dari satu kemungkinan bentuk bangun datar berserta ukurannya, mampu memberikan kemungkinan bentuk bangun datar berserta ukurannya yang berbeda dari teman lainnya dan bernilai benar.
- ItemAnalisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Tipe Open-Ended(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-07-30) Melia Dyah SuprabawatiJenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Purworejo. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah teknik purposive. Dari sepuluh calon subjek dipilih tiga subjek. Pemilihan subjek berdasarkan tingkat kemampuan matematika siswa dengan kategori tinggi serta saran dari guru mata pelajaran matematika. Instrumen yang digunakan berupa lembar tes bangun datar, wawancara, dan dokumentasi. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan dimana siswa berupaya berfikir untuk mencari jalan keluar dari permasalahan dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini juga memerlukan kesiapan, konsep, mengumpulkan informasi, mengevaluasi informasi dan kemampuan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan dua belas indikator yang yang dikelompokkan dalam lima aktivitas besar, yaitu memberi penjelasan sederhana (elementary clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan (inference), membuat penjelasan lanjut (advance clarification), mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics), mendeskripsikan kemampuan kritis siswa dalam menyelesaikan soal bangun datar pada siswa kelas VIII. Setelah diberikan soal dan wawancara, ketiga subjek menunjukkan kemampuan berpikir kritis yang serupa. Hal tersebut ditunjukkan dari ketiga subjek mencapai pada tahap akhir strategies and tactics yaitu sampai dengan menyampaikan hasil kesimpulannya. Dengan demikian subjek mampu melampaui semua tahapan berpikir kritis, sehingga ketiga subjek memiliki kemampuan berpikir kritis yang konsisten. Meskipun ketiganya memiliki kemampuan berpikir kritis yang serupa tetapi memiliki sedikit pola yang berbeda dalam menyampaikan penjelasan. Dari ketiga subjek, terdapat subjek yang cenderung tidak menuliskannya tetapi pernyataan muncul dalam wawancara. Terdapat juga subjek yang menuliskannya secara lengkap dengan menuliskan informasi yang didapat melalui soal hingga kesimpulan jawaban.
- ItemAnalisis Kemampuan Computational Thinking Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-08-01) Findra LutfiyantoPenelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui kemampuan computational thinking siswa tinggi dalam menyelesaikan masalah matematika. 2) Mengetahui kemampuan computational thinking siswa sedang dalam menyelesaikan masalah matematika. 3) Mengetahui kemampuan computational thinking siswa rendah dalam menyelesaikan masalah matematika. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dikelas VIII D yang berjumlah 38 siswa di Takhasus Nuril Anwar. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan didapatkan tiga subjek siswa yang terdiri satu siswa kategori tinggi, satu siswa kategori sedang, dan satu siswa kategori rendah. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu: 1) Tes; 2) Wawancara; 3) Dokumentasi; 4) Lembar Validasi. Analisis data dalam penelitian ini yaitu: 1) Kondensasi data (Data Condemsation); 2) Penyajian data; 3) Verifikasi; 4) Penarikan kesimpulan. Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) Kemampuan computational thinking siswa tinggi dalam menyelesaikan masalah matematika materi pola bilangan di SMP Takhasus Nuril Anwar yaitu mampu menyelesaikan masalah dengan melibatkan dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi dan berpikir algoritma. 2) Kemampuan computational thinking siswa sedang dalam menyelesaikan masalah matematika materi pola bilangan di SMP Takhasus Nuril Anwar yaitu mampu melibatkan dekomposisi, pengenalan pola, kurang mampu melibatkan abstraksi sehingga tidak mampu berpikir algoritma. 3) Kemampuan computational thinking siswa rendah dalam menyelesaikan masalah matematika materi pola bilangan di SMP Takhasus Nuril Anwar yaitu kurang mampu menyelesaikan masalah dengan melibatkan keterampilan dekomposisi maupun pengenalan pola, sehingga tidak memungkinkan memenuhi abstraksi dan berpikir algoritma.
- ItemAnalisis Kemampuan Numerasi dalam Menyelesaikan Masalah Matematika pada High Self-Efficacy Siswa SMP(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-08) Anjar Dwi WahyuniPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan numerasi siswa yang memiliki high self-efficacy dalam menyelesaikan masalah matematika pada skala tingkatan kemampuan numerasi dari level 1 sampai level 6. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini mengidentifikasi bagaimana self-efficacy berperan pada kemampuan numerasi siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, mulai dari penguasaan konsep dasar hingga penerapan dalam situasi yang kompleks. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP di Purworejo tahun pelajaran 2023/2024. Teknik pengambilan subjek yang digunakan yaitu purposive sampling, subjek yang diambil adalah 4 subjek dari 7 calon subjek. Instrumen yang digunakan berupa angket self-efficacy, lembar tes, dan lembar wawancara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angekt, tes, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data kualitatif menggunakan reduksi data dengan triangulasi teknik, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki high self-efficacy mampu mengidentifikasi informasi pada masalah matematika dan menyelesaikannya menggunakan pengetahuan matematika maupun menggunakan prosedur rutin. Hal ini masuk dalam skala tingkatan kemampuan numerasi level 1 dan level 2, namun siswa tidak mampu menentukan strategi pemecahan masalah matematika mengenai persentase, pecahan, angka desimal, model matematika, dan representasi simbolik yang termasuk skala tingkatan kemampuan numerasi level 3 sampai level 6. Hasil penelitian sesuai dengan temuan PISA yang menunjukkan sebagian besar siswa Indonesia hanya mencapai level 2 dalam kemampuan numerasi.
- ItemAnalisis Kemampuan Numerasi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pola Bilangan SMP Kelas IX(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-09-02) Miftahul ChoiriKemampuan numerasi adalah kemampuan menggunakan angka dan simbol dalam menganalisis informasi dengan menginterpretasi hasil analisis untuk mengambil keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan numerasi siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan SMP kelas IX. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Bhakti Karya Gebang tahun pelajaran 2023/2024 dengan jumlah 6 siswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah teknik purposive sampling. Pemilihan subjek berdasarkan tingkat kemampuan matematika siswa dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen yang digunakan berupa lembar tes pola bilangan, lembar pedoman wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan numerasi siswa dengan kemampuan matematika tinggi mampu memenuhi 3 indikator kemampuan numerasi yaitu menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari, mampu menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, diagram dan lain sebagainya), dan mampu menafsirkan hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan. (2) kemampuan numerasi siswa dengan kemampuan matematika sedang mampu memunculkan 2 indikator kemampuan numerasi yaitu menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan mampu menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, diagram dan lain sebagainya), (3) kemampuan numerasi siswa dengan kemampuan matematika rendah hanya mampu memunculkan 1 indikator kemampuan numerasi yaitu menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, diagram dan lain sebagainya).
- ItemAnalisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Dalam Soal Numerasi Pada Materi Himpunan Siswa SMP(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-08-05) SulastriKemampuan pemahaman konsep matematis merupakan kemampuan memahami konsep sehingga siswa menguasai materi pembelajaran matematika dimana siswa tidak sekedar mengenal dan mengerti saja namun siswa dapat mengungkapkan kembali konsep serta mampu mengaplikasikannya menggunakan prosedur yang tepat. Kemampuan numerasi adalah kemampuan yang berkaitan dengan erat dengan pembelajaran matematika, yang merupakan sebuah ketrampilan siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dengan mengaitkan konsep matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil deskripsi dari tes kemampuan pemahaman konsep matematis dalam soal numerasi padamateri himpunan siswa SMP. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Aswaja Terpadu yang beralamat di Krungsung, Burat, Kepil, Wonosobo. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh kelas VIII MTs Aswaja Terpadu sebanyak 31 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Tes Pemahaman Konsep Matematis Dalam Soal Numerasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Dalam Soal Numerasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji hipotesis. Berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh peneliti, dari uji normalitas diperoleh ๐ฟโ๐๐ก๐ข๐๐=0,109 dimana ๐ฟ๐ก๐๐๐๐=0,1591, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini berarti sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Dari uji hipotesis diperoleh ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐= 3,120 dan ๐ก๐ก๐๐๐๐=1,697, sehingga dapat disimpulkan bahwa ๐ป0 ditolak. Hal ini berarti hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis dalam soal numerasi lebih dari 70. Rata-rata dari nilai tes kemampuan pemahaman konsep matematis dalam soal numerasi adalah 74, 065, variansi = 52, 662, standar deviasi = 7, 257. Dari hasil rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis sebesar 74, 065 maka hasil tes kemampuan pemahaman konsep berkategori โBaikโ.
- ItemAnalisis Kemampuan Pemahaman Relasional Siswa SMP pada Materi Bangun Ruang Ditinjau dari Self-Esteem(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025) Ana Umi HanifahPenelitian ini membahas tentang kemampuan pemahaman relasional siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang ditinjau dari Self-Esteem. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi kemampuan pemahaman relasional siswa SMP dalam mengerjakan persoalan bangun ruang yang ditinjau dari self-esteem tinggi, sedang, dan rendah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX B SMP Negeri 10 Purworejo Tahun Ajaran 2024/ 2025 dengan jumlah 6 siswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah purposive sampling. Pemilihan subjek berdasarkan kategori Self-Esteem yang dimiliki siswa yaitu tinggi, sedang dan rendah. Instrumen yang digunakan berupa lembar tes, lembar pedoman wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Teknik analisis data kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, dan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan pemahaman relasional siswa pada materi bangun ruang ditinjau dari Self-Esteem tinggi siswa mampu menguasai kategori konseptual dan kategori prosedural. Kategori konseptual yaitu mampu mengidentifikasi konsep yang termuat dalam informasi yang diberikan, mampu mengaitkan konsep teorema phytagoras dengan konsep perhitungan volume serta menyatakan dalam simbol matematika. Sedangkan prosedural mampu melakukan perhitungan terhadap proses matematika dan mampu menetapkan solusi akhir disertai alasan. (2) Kemampuan pemahaman relasional siswa pada materi bangun ruang ditinjau dari Self-Esteem sedang siswa mampu menguasai kategori konseptual akan tetapi belum tentu menguasai kategori prosedural. Kategori konseptual yaitu mampu mengidentifikasi konsep yang termuat dalam informasi yang diberikan, dan mampu mengaitkan konsep teorema phytagotas dengan konsep perhitugan volume serta menyatakan dalam simbol matematika. Sedangkan kategori prosedural belum mampu melakukan perhitungan terhadap proses matematika dan tidak dapat menetapkan solusi akhir disertai alasan. (3) Kemampuan pemahaman relasional siswa pada materi bangun ruang ditinjau dari Self-Esteem rendah, siswa kurang mampu dalam mengusai kategori konseptual dan kategori procedural. Kategori konseptual yang dimiliki siswa hanya dapat memahami informasi yang terdapat dalam soal, akan tetapi tidak mampu mengaitkan konsep teorema phytagoras dengan konsep perhitungan. Sedangkan kategori prosedural siswa tidak mampu menemukan langkah penyelesaian dengan tepat dan tidak dapat menetapkan solusi akhir disertai alasan.
- ItemAnalisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis pada Siswa SMP Ditinjau dari Gaya Kognitif(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-08-21) Inayah NurohmahKemampuan pemecahan masalah merupakan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembelajaran matematika dan merupakan tujuan umum dari pembelajaran matematika. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah adalah gaya kognitif. Salah satunya gaya kognitif field independent (FI) dan field dependent (FD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil analisis kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa SMP ditinjau dari gaya kognitif field independent dan field dependent dengan fokus materi pada sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Purworejo. Pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Subjek penelitian terdiri dari 2 siswa dengan gaya konitif field independent dan 2 siswa dengan gaya kognitif field dependent. Penentuan subjek berdasarkan hasil Group Embedded Figure Test (GEFT). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu GEFT, tes kemampuan pemecahan masalah matematis, dan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis melalui 3 tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan gaya kognitif field independent telah mampu memenuhi keempat indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berdasarkan langkah Polya yaitu memahami masalah (undertanding the problem) dengan menuliskan dan menjelaskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah, kemudian menyusun rencana (devising a plan) dengan memodelkan masalah ke dalam bentuk kalimat matematika, serta menentukan strategi pemecahan masalah matematika, selanjutnya melaksanakan rencana (carrying out the plan) dengan melaksanakan strategi selama perhitungan berlangsung, serta memperoleh hasil yang benar, dan memeriksa kembali (looking back) dengan mengecek kembali perhitungan yang dilakukan dan menarik kesimpulan dari pemecahan masalah. (2) Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan gaya kognitif field dependent hanya mampu memenuhi satu indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berdasarkan langkah Polya yaitu memahami masalah (understanding the problem).
- ItemAnalisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa ditinjau dari Self Efficacy(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-07-31) Linda Ita PurwantiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil kemampuan representasi matematis pada siswa ditinjau dari self efficacy. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII MTs Aswaja Terpadu yaitu 2 siswa dengan self efficacy tinggi, 2 siswa dengan self efficacy sedang, 2 siswa dengan self efficacy rendah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, tes, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket self efficacy dan lembar tes. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan representasi siswa dengan self efficacy tinggi, sedang, dan rendah secara umum mampu memenuhi indikator kemampuan representasi visual, simbolik, dan verbal. Siswa dengan self efficacy tinggi memiliki kecenderungan menggambar sketsa dengan rapi serta lengkap dengan ukurannya. Siswa ini cenderung menuliskan permisalan simbol matematika dengan runtut dan lengkap sebelum ke tahap pengoperasian. Siswa ini cenderung menuliskan informasi yang diperoleh dari soal ke dalam bentuk narasi dengan menyalin dari soal, dan dapat menuliskan penjelasan mengenai langkah penyelesaian di akhir pekerjaan dengan jelas. Siswa dengan self efficacy sedang mampu menggambar sketsa dengan rapi serta lengkap dengan ukurannya. Siswa ini tidak menuliskan permisalan secara runtut, tetapi langsung ke tahap pengoperasian. Siswa ini cenderung menuliskan informasi yang diperoleh dari soal ke dalam bentuk narasi dengan menyalin dari soal, dan dapat menuliskan penjelasan mengenai langkah penyelesaian di akhir pekerjaan. Siswa dengan self efficacy rendah memiliki kecenderungan menggambar sketsa secara sederhana dan kurang rapi tanpa disertai ukuran. Siswa dengan self efficacy rendah menuliskan informasi yang diperoleh dari soal dengan singkat ke dalam bentuk poin-poin, tidak menuliskan permisalan simbol matematika namun simbol dimunculkan saat pengoperasian, serta siswa ini tidak menuliskan langkah penyelesaian di akhir pekerjaan.
- ItemAnalisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Metode Newman(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-06-14) Muhamad Mahzun MahmudiAnalisis kesalahan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau cacat untuk mengetahui sifat penyimpangan atau cacat tersebut melalui proses penguraian keseluruhan menjadi komponen-komponen. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi sistem persamaan linear dua variabel. Metode yang digunakan untuk menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika menggunakan metode Newman. Metode Newman merupakan salah satu metode yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menganalisis kesalahan pada siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan dari studi kasus. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Kebumen kelas VIII pada semester genap tahun ajaran 2023/2024. Cara pengambilan subjek dalam penelitian ini adalah dengan purposife sampling, dengan pertimbangan siswa kelas VIII semester genap yang sudah mempelajari materi dan meminta rekomendasi dari guru yang sesuai dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes soal cerita, wawancara, dan catatan lapangan. Teknik analisis dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik. Hasil penelitian ini menunjukan kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan metode Newman diantaranya: kesalahan membaca (siswa tidak mampu membaca/ mengenali symbol dari kalimat dan siswa tidak mampu memaknai arti dari kata/ simbol), kesalahan dalam memahami masalah (siswa tidak memahami apa yang diketahui dari soal cerita secara lengkap dan siswa tidak memahami apa yang ditanyakan oleh soal), kesalahan dalam transformasi (siswa tidak mampu membuat model matematis dari informasi yang diperoleh dari soal dan siswa tidak mengetahui metode yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal, kesalahan keterampilan proses (siswa tidak menggunakan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan operasi dan siswa melakukan kesalahan dalam mengoperasikan perhitungan), kesalahan penulisan akhir jawaban (siswa tidak mampu menemukan hasil akhir dari soal berdasarkan prosedur yang telah digunakan dan siswa tidak menyimpulkan jawaban akhir sesuai dengan kalimat matematika dan perintah dari soal).
- ItemAnalisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Kontekstual berdasarkan Metode Newman(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2023-09-24) Wihda IkromaAnalisis Kesalahan adalah cara berpikir yang sesuai dengan pengujian sistematis sebagai upaya penyelidikan terhadap suatu peristiwa penyimpangan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan susatu peristiwa tersebut terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis kesalahan yang dialami siswa MTs WI Karangduwur khususnya soal kontekstual materi SPLDV dan mengetahui faktor penyebab kesalahan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, pendekatan fenomologi, dan dengan Teknik purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah 2 siswa MTs WI Karangduwur yang memiliki nilai paling sedikit dari materi SPLDV. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan tes, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa subjek penelitian mengalami kesalahan berdasarkan Analisis Newman (1) kesalahan transformasi yakni siswa salah menentukan variable atau permisalan, (2) kesalahan memproses yakni siswa salah dalam menggunakan metode dan salah dalam perhitungan (3) kesalahan menyimpulkan yaitu terjadi ketika siswa tidak mampu menentukan hasil dan jawaban akhir sesuai dengan kesimpulan yang dimaksudkan dalam soal. Adapun faktor penyebab siswa melakukan kesalahan yaitu siswa tidak teliti dalam memahami soal, mengakibatkan siswa salah melakukan proses perhitungan, tidak teliti dalam proses mengeliminasi dan subtitusi, dan lupa menuliskan kesimpulan yang tepat karena tidak terbiasa..
- ItemAnalisis Kesalahan Siswa Menurut Tahapan Kastolan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Pada Siswa SMK(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-08-05) Ainun IrmawatiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan dan faktor penyebab kesalahan siswa menggunakan tahapan kastolan dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linier dua variabel yang dialami oleh siswa kelas X SMK VIP Maโarif NU 1 Kemiri. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini terdiri dari 6 siswa dengan masing-masing kategori: 2 siswa ketegori hasil belajar tinggi, 2 siswa kategori hasil belajar sedang dan 2 siswa hasil belajar kategori rendah. Pengumpulan data menggunakan teknik tes, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dan dianalisis dengan teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan kesalahan menurut tahapan kastolan pada siswa dengan kategori hasil belajar tingggi melakukan kesalahan prosedural siswa tidak menyelesaikan soal sampai bentuk paling sederhana dengan tidak menuliskan simpulan dari jawaban yang diperoleh. Pada siswa kategori sedang melakukan kesalahan konseptual dan prosedural, kesalahan konseptual siswa tidak dapat menafsirkan soal dengan tidak menuliskan persamaaan dari soal tersebut, kesalahan prosedural siswa tidak mengerjakan sampai bentuk paling sederhana dengan tidak menuliskan simpulan dari jawaban yang diperoleh. Pada siswa kategori rendah siswa melakukan kesalahan konseptual prosedural, dan teknik. Kesalahan konseptual saat siswa tidak dapat menafsirkan soal dengan tidak menuliskan persamaaan dari soal tersebut, kesalahan prosedural siswa tidak mengerjakan sampai bentuk paling sederhana dengan tidak menuliskan simpulan dari jawaban yang diperoleh, kesalahan teknik siswa melakukan kesalahan operasi hitung setelah dilakukan wawancara siswa tidak fokus, lupa dan dan tidak mengecek kembali jawabnnya dalam menuliskan persamaan dan simpulan.
- ItemAnalisis Literasi Numerasi Matematika Dalam menyelesaian Soal Open Ended(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-09-20) Farida Yuliana RakhmawatiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah literasi numerasi matematika siswa dalam menyelesaikan masalah soal open ended. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 9 siswa kelas VIII SMP Ya BAKII 5 Kesugihan yang terdiri dari 3 siswa dengan tingkat kemampuan matematika tinggi, 3 siswa dengan tingkat kemampuan matematika sedang, dan 3 siswa dengan tingkat kemampuan matematika rendah. Teknik pengambilan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi numerasi pada siswa dengan kemampuan matematika tinggi dan sedang memenuhi 3 indikator literasi numerasi yaitu subjek dapat menggunakan berbagai macam angka dan simbol, menganalisis informasi soal, dan dapat menafsirkan hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan yang tepat. Literasi numerasi pada siswa dengan kemampuan matematika rendah hanya memenuhi 1 indikator literasi numerasi yaitu subjek dapat menggunakan berbagai macam angka dan simbol, tetapi masih kurang dalam menganalisis informasi dalam soal, berakibat salah dalam memprediksi sehingga mengambil keputusan yang kurang tepat.
- ItemAnalisis Miskonsepsi Siswa SMA Negeri 2 Purworejo Dalam Penyelesaian Soal Dimensi Tiga(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-04-04) Anggun Estyan Nur AnjaniPenelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui bagaimana miskonsepsi pada penyelesaian soal materi dimensi tiga, (2) Menganalisis jenis miskonsepsi yang dialami siswa pada materi dimensi tiga Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan melakukan tes diagnostik miskonsepsi kepada 5 siswa kelas XII, reduksi data, dan melakukan wawancara kepada 3 subjek untuk mengetahui miskonsepsi dan faktor penyebab miskonsepsi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu Tes Diagnostik, Wawancara, dan Dokumentasi. Instrument penelitian ini yaitu Tes Diagnostik Three Tier Test, Pedoman Wawancara, dan Dokumentasi. Pada penelitian ini ditemukan beberapa kesalahan pada hasil tes diagnostik dan wawancara, kesalahan yang tergolong ke dalam miskonsepsi diantaranya (1) Miskonsepsi tanda, (2) Miskonsepsi teori diagonal ruang, (3) Miskonsepsi dalam mengidentifikasi jenis segitiga, (4) Miskonsepsi dalam menentukan jarak dengan memproyeksikan titik ke garis dan (5) Miskonsepsi dalam menentukan langkah penyelesaian soal. Kelima miskonsepsi tersebut juga dapat diklasifikasikan menjadi Miskonsepsi Teoritikal, Miskonsepsi Klasifikasional, dan Miskonsepsi Korelasional, serta dapat digolongkan careless error, concept error, dan careles error and concept error. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu adanya beberapa bentuk miskonsepsi saling berkaitan. Jika mengalami miskonsepsi dalam mengidentifikasi jenis segitiga, maka akan mengalami miskonsepsi dalam menentukan jarak pada saat memproyeksikan titik ke garis, sehingga juga mengalami miskonsepsi dalam menentukan langkah penyelesaian.
- ItemAnalisis Penalaran Adaptif pada Materi Baris dan Deret Berdasarkan Gaya Kognitif Impulsif Dan Reflektif(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2023-08-28) Santi Nurma NovianaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui penalaran adaptif dalam memecahkan masalah baris dan deret berdasarkan gaya kognitif implulsif reflektif pada siswa kelas VIII tahun 2022/2023 pada SMP Muhammaditah Tempuran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sampel diambil dari sebagian siswa kelas VIII SMP yang selanjutnya disebut subjek penelitian. Subjek penelitian yang diambil sebanyak empat siswa, terdiri dari dua subjek impulsif dan dua subjek reflektif. Teknik pengambilan subjek dilakukan secara purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara dan catatan lapangan. Instrumen yang peneliti gunakan yaitu tes MFFT dan tes penalaran adaptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa yang memiliki gaya koginitif impulsif cenderung tidak melakukan proses berpikir secara logis akan tetapi tampak hanya mengingat atau mengandalkan hafalan. Siswa yang memiliki gaya kognitif impulsif kesulitan dalam menjelaskan soal ke dalam bentuk matematika. Siswa dengan gaya tersebut terburu buru dalam mengerjakan soal dan tidak percaya diri pada hasil yang sudah dikerjakan. Sedangkan penalaran adaptif siswa yang memiliki gaya kognitif reflektif cenderung melakukan proses berfikir secara logis dengan pengetahuan yang cukup serta memahami langkah yang dilakukan. Siswa yang memiliki gaya kognitif reflektif mampu menjelaskan alasan penggunakan metode yang sesuai informasi dari soal dalam memecahkan masalah. Siswa dengan gaya tersebut menikmati dalam mengerjakan soal dan percaya diri dengan jawaban yang sudah dikerjakan.
- ItemAnalisis Pola Interaksi Edukatif Antara Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Matematika(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-01-05) ErawatiTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola interaksi edukatif yang terjadi antara guru dan siswa, dan bagaimana dampak serta faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran matematika. Pola interaksi edukatif merupakan proses kegiatan interaksi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kelas guna mempengaruhi jalannya proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah guru matematika dan siswa kelas IX SMP N 3 Nusawungu dan siswa kelas VIII SMP PGRI 18 Cimanggu. Dalam menentukan subjek penelitian dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sempel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar pengamatan, pedoman wawancara, dan catatan lapangan. Analisis data yang digunakan merupakan analisis data deskriptif kualitatif berdasarkan teori analisis Flanders. Berdasarkan hasil dan deskripsi data VICS (Verbal Interaction Category System) dapat disimpulkan bahwa interaksi edukatif yang terjadi dalam pembelajaran matematika menghasilkan 3 pola interaksi yaitu pola interaksi yang berpusat pada guru, berpusat pada siswa dan pola interaksi seimbang guru-siswa. Pola interaksi akan memberikan banyak dampak yang terjadi pada proses pembelajaran seperti terjadi diskusi antar siswa, tanya jawab antara guru-siswa, terjadi keributan dan keheningan. Dampak tersebut akan muncul sesuai dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru, serta faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran seperti sikap siswa, motivasi, dan pendekatan pembelajaran yang dilakukan.
- ItemAnalisis Tingkat Kecemasan Matematis Dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Karanggayam Tahun Ajaran 2023/2024(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-03-04) Yudi FiantoPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan Tingkat kecemasan matematis siswa kemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS). Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini dua siswa kelas VIII yang telah dipilih secara purposive yaitu siswa dengan kemampuan matematika tinggi. Teknik pengumpulan data menggunakan soal tes, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas untuk menguji keabsahan data. Uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi teknik. Hasil penelitian diperoleh bahwa siswa mengalami kecemasan matematis tinggi. Siswa mengalami gangguan faktor kognitif, siswa tidak dapat menjawab tes soal HOTS materi SPLDV dengan benar, hal tersebut dipicu karena pengetahuan matematika siswa hilang atau menurun. Siswa yang tidak dapat menjawab dengan benar juga kehilangan konsenterasi serta kemampuan dan kepercayaan diri hilang, mengacu dari jawaban siswa yang tidak rasional. Siswa yang tidak dapat menjawab soal dengan benar mengalami gangguan secara emosional perasaan gugup, tidak senang, dan gelisah, hal tersebut terlihat dari sikap siswa selama mengerjakan soal.
- ItemEfektivitas Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dengan Pendekatan Realistik Berbantuan Wordwall terhadap Kemampuan Numerasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-08-02) Diah IrawatiTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan numerasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran ATI dengan pendekatan realistik berbantu media Wordwall itu lebih baik daripada kemampuan numerasi dengan model ekspositori (ceramah dan diskusi) berbantu LKS. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Sultan Agung Purworejo yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh dengan 2 kelas. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi, tes, dan pedoman pengamatan, sedangkan instrumen yang digunakan tes kemampuan numerasi matematis yang sudah di lakukan validitas isi dan reliabilitas. Kelas yang digunakan sebagai sampel adalah kelas kontrol dan eksperimen. Kemudian teknik pengolahan data yang digunakan yaitu uji normalitas menggunakan metode Liliefors, uji homogenitas dengan uji Bartlett, dan uji hipotesis metode uji ๐ก dengan taraf signifikansi ๐ผ = 0,05. Dapat dilihat dari nilai rata-rata kemampuan numerasi matematis siswa kelas eksperimen yaitu 78,5 dan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 59. Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t menunjukkan bahwa diperoleh ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ = 3,822 lebih besar daripada ๐ก๐ก๐๐๐๐ = 1,734. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan numerasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran ATI dengan pendekatan realistik berbantu media Wordwall itu lebih baik daripada kemampuan numerasi dengan model Ekspositori (ceramah dan diskusi) berbantu LKS
- ItemEfektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning Berbantuan Canva Terhadap Kemampuan Numerasi Siswa Kelas X(Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-07-18) Heni PurwantiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan canva memberikan kemampuan numerasi siswa yang lebih baik daripada model pembelajaran Discovery Learning berbantuan canva kelas X. Penelitian ini menggunakan motode penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 360 siswa yang terbagi ke dalam sepuluh kelas. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 72 siswa yang terdiri dari dua kelas melalui teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah tes kemampuan numerasi dalam bentuk soal uraian yang telah diujicobakan dan memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian hipotesis menggunakan uji ๐ก. Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata nilai pada kelas eksperimen I adalah 83,75 dan pada kelas eksperimen II adalah 79,44. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji ๐ก dengan ๐ผ = 0,05 menunjukkan bahwa, ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ = 1,670 dengan ๐ท๐พ = {๐ก|๐ก > 1,645}. Karena ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ > ๐ก๐ก๐๐๐๐ , maka ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ terletak di ๐ท๐พ sehingga ๐ป0 ditolak. Berdasarkan perhitungan menggunakan uji ๐ก menunjukkan bahwa Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan Canva memberikan kemampuan numerasi yang lebih baik dari pada model pembelajaran Discovery Learning berbantuan Canva. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat membantu siswa lebih aktif untuk berpikir kritis dan logis, keterampilan memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan, mampu memudahkan siswa untuk memahami materi yang diajarkan dan mampu melibatkan evaluasi dari pengalaman siswa dan proses belajar.