Teknik Sipil
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Teknik Sipil by Title
Now showing 1 - 20 of 125
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Angkutan Sedimen Bendung Kalisemo Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-08-21) Alim GunawanSedimentasi pada Bendung Kalisemo mengalami penumpukan yang sangat banyak permasalahan tersebut mempengaruhi kinerja Bendung Kalisemo. Banyaknya sedimen pada Bendung Kalisemo tersebut menyebabkan pendangkalan pada bendung yang berdampak pada pengoperasian bendung khususnya dalam penyediaan air baik untuk irigasi, Pengendalian banjir dan lain sebagainya. Sedimen yang mengendap pada hulu bendung berpotensi masuk melalui pintu intake ke saluran primer sehingga dapat mengurangi kapasitas saluran. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis karakteristik dan volume sedimen dasar (bed load) Bendung Kalisemo, serta mendapatkan alternatif penanganan penumpukan sedimentasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran dan pengambilan langsung semple di lapangan serta pengujian di laboratorium. Metode perhitungan angkutan sedimen menggunakan metode Meyer Peter Muller dan Einstein. Sampel sedimen dasar diambil 3 titik yaitu titik 1(kanan), titik 2 (tengah), titik 3 (kiri). Penelitian dilakukan pengumpulan data secara langsung dengan pengukuran langsung, pengamatan langsung, serta pengujian sampel pada Laboratorium. Hasil analisis karakteristik angkutan sedimen bendung kalisemo untuk jenis butiran pada penampang bendung butiran terbesar termasuk kedalam jenis kerikil berkwarsa tertahan pada saringan no. 19 mm dan butiran terkecil adalah pasir sangat halus karna tertahan pada saringan no.0,075 mm. Hasil analisis volume angkutan sedimen dasar (bed load) dengan metode Meyer Peter Muller adalah 8,7114 m³/hari dan untuk metode Einstein sebesar 6,6097 m³/hari. Alternatif penanganan dengan melakukan pengurasan rutin saat debit sungai pada bendung mengalami banjir,dan pengerukan setelah sedimen mencapai puncak elevasi mercu bendung, diperkirakan dalam jangka 2 tahun. Pengerukan dilakukan dengan menggunakan alat berat dengan kapasitas kecil.
- ItemANALISIS CURAH HUJAN PEMODELAN DERET WAKTU DAS LUK ULO KABUPATEN KEBUMEN(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-02-05) ARUM FEBRIADIPenelitian ini dilakukan di tiga stasiun hujan pada Daerah Aliran Sungai Luk Ulo yaitu Stasiun Kaligending, Karanggayam dan Alian. Luas wilayah DAS 675,53 km2 yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara administrasi meliputi tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Kebumen, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data curah hujan, menguji kesesuaian peramalan, dan membandingkan hasil uji dengan nilai aktual. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Single Moving Average kemudian dilakukan perhitungan prediksi curah hujan mendatang pada DAS Luk Ulo sehingga akan diketahui nilai terkecil dan besarnya puncak dari curah hujan serta akan diketahui nilai perbandingannya dengan memperhatikan perhitungan kesalahan prediksi peramalan. Hasil uji konsistensi curah hujan dari tiga stasiun memenuhi syarat dan dapat dikatakan konsisten. Perhitungan peramalan curah hujan dengan metode Single Moving Average pada stasiun Kaligending menghasilkan nilai MAPE 39,75%, stasiun Karanggayam 35,46%, stasiun Alian 34,69%. Analisis kesesuaian peramalan dengan menghitung rata-rata MAPE sebesar 36,63%, nilai tersebut berkisar di 20-50% maka dikatakan kesesuaian peramalan memiliki kemampuan peramalan yang layak. Perbandingan nilai uji dengan nilai aktual menghasilkan nilai error paling tinggi yaitu 562,33 mm, serta nilai error terendah dengan nilai 13,00 mm, serta selisih rata-rata tiga stasiun yaitu 141,63 mm.
- ItemANALISIS CURAH HUJAN PEMODELAN DERET WAKTU DAS LUK ULO KABUPATEN KEBUMEN(PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO, 2024-02-05) ARUM FEBRIADIPenelitian ini dilakukan di tiga stasiun hujan pada Daerah Aliran Sungai Luk Ulo yaitu Stasiun Kaligending, Karanggayam dan Alian. Luas wilayah DAS 675,53 km2 yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara administrasi meliputi tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Kebumen, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data curah hujan, menguji kesesuaian peramalan, dan membandingkan hasil uji dengan nilai aktual. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Single Moving Average kemudian dilakukan perhitungan prediksi curah hujan mendatang pada DAS Luk Ulo sehingga akan diketahui nilai terkecil dan besarnya puncak dari curah hujan serta akan diketahui nilai perbandingannya dengan memperhatikan perhitungan kesalahan prediksi peramalan. Hasil uji konsistensi curah hujan dari tiga stasiun memenuhi syarat dan dapat dikatakan konsisten. Perhitungan peramalan curah hujan dengan metode Single Moving Average pada stasiun Kaligending menghasilkan nilai MAPE 39,75%, stasiun Karanggayam 35,46%, stasiun Alian 34,69%. Analisis kesesuaian peramalan dengan menghitung rata-rata MAPE sebesar 36,63%, nilai tersebut berkisar di 20-50% maka dikatakan kesesuaian peramalan memiliki kemampuan peramalan yang layak. Perbandingan nilai uji dengan nilai aktual menghasilkan nilai error paling tinggi yaitu 562,33 mm, serta nilai error terendah dengan nilai 13,00 mm, serta selisih rata-rata tiga stasiun yaitu 141,63 mm
- ItemANALISIS DAERAH RAWAN BENCANA LONGSOR MENGGUNAKAN ARC – GIS DALAM UPAYA MITIGASI BENCANA (Studi Kasus: Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-09-15) Indah PuspitasariBencana merupakan salah satu penyebab dampak negatif yang besar dalam beberapa sektor baik dari segi material atau non material. Terdapat peta kerawanan bencana longsor Kabupaten Purworejo, tetapi belum terperinci hingga peta kerawanan kecamatan. Untuk dapat melakukan pemetaan bencana longsor dengan baik maka analisis daerah rawan bencana dengan menggunakan aplikasi Arc – GIS. Aplikasi Arc – GIS digunakan karena fitur lebih lengkap, pengolahan data yang cepat, dan visualisasi peta yang berkualitas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif (skoring) dan Overlay yang berbasis Arc – GIS. Dalam menganalisis daerah yang berpotensi rawan bencana, dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain adalah curah hujan, kemiringan lereng, jenis tanah, dan penggunaan lahan. Untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi yang dapat memprediksi daerah rawan bencana dengan memvisualisasikan peta bencana berdasarkan kelompok. Peta bencana diharapkan dapat memberikan rekomendasi mitigasi bencana. Hasil dari penelitian ini adalah pemetaan daerah rawan longsor dapat dihitung berdasarkan parameter – parameter yang mempengaruhinya. Kecamatan Loano memiliki 3 kategori rawan bencana yaitu tinggi, sedang dan rendah. Setelah melakukan penelitian didapatkan hasil daerah dengan tingkat kerawanan longsor tinggi di Kecamatan Loano sebesar 43% atau 23 Km2. Daerah dengan tingkat kerawanan longsor yang sedang di Kecamatan Loano sebesar 25% atau 13,56 Km2. Daerah yang memiliki tingkat kerawanan longsor yang rendah di Kecamatan Loano sebesar 32% atau 16,84 Km2. Strategi mitigasi bencana longsor Kecamatan Loano dapat dilakukan dengan cara relokasi pemukiman dan membatasi pembangunan pemukiman di daerah lereng yang rawan bencana longsor, pengendalian tata guna lahan, edukasi terhadap masyarakat, dan pemasangan rambu rawan bencana
- ItemANALISIS DAERAH RAWAN BENCANA LONGSOR MENGGUNAKAN ARC-GIS DALAM UPAYA MITIGASI BENCANA (Studi Kasus: Kecamatan Kaligesing dan Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-08-21) Satria ArandaKabupaten Purworejo merupakan wilayah dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi di Provinsi Jawa Tengah. 2 kecamatan yang menonjol tingkat kerawanannya adalah Kecamatan Kaligesing dan Kecamatan Bagelen yang berada di kawasan perbukitan dan memiliki kemiringan lereng yang curam serta curah hujan yang tinggi. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pada Desember 2024 di Kecamatan Kaligesing tercatat 12 warga terancam akibat kejadian tanah longsor. Sementara itu, di Kecamatan Bagelen, pada November 2022 terjadi beberapa longsor yang menyebabkan kerusakan material di sejumlah dusun. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa wilayah ini membutuhkan pemetaan dan strategi mitigasi yang terarah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis kerawanan longsor menggunakan metode skoring dan weighted overlay berbasis aplikasi Arc-GIS 10.7.1. Parameter yang digunakan meliputi curah hujan, kemiringan lereng, jenis tanah, dan penggunaan lahan, dengan seluruh data diperoleh dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kecamatan Kaligesing, zona rawan tinggi mencakup 39,87 km² (51,17 %), zona sedang 33,09 km² (42,46%), dan zona rendah 4,97 km² (6,37%) dari total luas wilayah 78,33 km². Sedangkan di Kecamatan Bagelen yang memiliki luas wilayah 63,44 km², zona rawan tinggi meliputi 33,88 km² (54,03%), zona sedang 7,77 km² (12,40%), dan zona rendah 21,06 km² (33,58%). Strategi mitigasi yang diusulkan meliputi penguatan lereng, perbaikan drainase, edukasi masyarakat, pengendalian tata guna lahan, dan pemasangan rambu rawan bencana. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengurangan risiko bencana dan kebijakan penanggulangan tanah longsor.
- ItemAnalisis Faktor Keterlambatan Proyek Konstruksi Gedung Di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purworejo(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-02-22) SUKMA ADI PRATAMAPada dasarnya proyek konstruksi tidak lepas dari kendala yang ada yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada proyek yang sedang berjalan. Pekerjaan yang mengalami masalah dapat menyebabkan keterlambatan dan mengakibatkan kerugian dan berbagai cara dilakukan guna menghindari masalah yang mengakibatkan keterlambatan dan kerugian. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa faktor-faktor penyebab keterlambatan pekerjaan konstruksi pada proyek pembangunan gedung di Kabupaten Purworejo dan menganalisa korelasi atau hubungan faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi gedung di Kabupaten Purworejo. Dalam penelitian ini pengolahan data menggunakan analisa Exploratory Factor Analysis (EFA) untuk korelasi atau hubungan faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi gedung di Kabupaten Purworejo. Satu set kuesioner digunakan untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan. Teknik analisis faktor eksploratori digunakan untuk mengidentifikasi variabel laten yang ada. Kuesioner yang diperoleh dari 40 orang terdiri dari kontraktor, konsultan pengawas dan owner yang terlibat di penelitian ini. Hasil penelitian menjelaskan bahwa lima faktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan proyek konstruksi gedung di Kabupaten Purworejo yaitu faktor proses lelang dan kejadian non teknis, perencanaan teknis yang kurang tepat, faktor ketepatan jumlah material yang dikirim, faktor komunikasi dan koordinasi, faktor produktifitas peralatan.
- ItemAnalisis Faktor Keterlambatan Proyek Konstruksi Gedung Di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purworejo(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-02-22) SUKMA ADI PRATAMAPada dasarnya proyek konstruksi tidak lepas dari kendala yang ada yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada proyek yang sedang berjalan. Pekerjaan yang mengalami masalah dapat menyebabkan keterlambatan dan mengakibatkan kerugian dan berbagai cara dilakukan guna menghindari masalah yang mengakibatkan keterlambatan dan kerugian. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa faktor-faktor penyebab keterlambatan pekerjaan konstruksi pada proyek pembangunan gedung di Kabupaten Purworejo dan menganalisa korelasi atau hubungan faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi gedung di Kabupaten Purworejo. Dalam penelitian ini pengolahan data menggunakan analisa Exploratory Factor Analysis (EFA) untuk korelasi atau hubungan faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi gedung di Kabupaten Purworejo. Satu set kuesioner digunakan untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan. Teknik analisis faktor eksploratori digunakan untuk mengidentifikasi variabel laten yang ada. Kuesioner yang diperoleh dari 40 orang terdiri dari kontraktor, konsultan pengawas dan owner yang terlibat di penelitian ini. Hasil penelitian menjelaskan bahwa lima faktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan proyek konstruksi gedung di Kabupaten Purworejo yaitu faktor proses lelang dan kejadian non teknis, perencanaan teknis yang kurang tepat, faktor ketepatan jumlah material yang dikirim, faktor komunikasi dan koordinasi, faktor produktifitas peralatan.
- ItemAnalisis Indeks Kekeringan Dengan Metode Standarized Precipitation Index (SPI) Di Kabupaten Kulon Progo(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-02-07) EKA WULANDARIKabupaten Kulon Progo merupakan salah satu daerah yang terdampak cukup parah karena adanya bencana kekeringan, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sebaran kekeringannya dan dapat meminimalisir dampak bencana kekeringan. Penelitian ini dilakukan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo dan Serang di Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai indek, tingkat keparahan dan peta sebaran kekeringan di Kabupaten Kulon Progo. Analisis ini menggunakan Metode Standarized Precipitation Index (SPI) dengan menggunakan data curah hujan selama 21 tahun (2002-2022) dari 8 stasiun hujan. Periode SPI yang digunakan adalah periode defisit 6 bulanan. Data curah hujan diuji konsistensinnya menggunakan metode kurva massa ganda. Hasil dari uji konsistensi data curah hujan selanjutnya digunakan untuk menganalisis indeks kekeringan menggunakan Software Microsoft Excel, sedangkan pemetaan sebaran kekeringan menggunakan Software Arc Gis. Hasil analisis indeks kekeringan menunjukkan bahwa pada periode defisit 6 bulanan nilai indeks kekeringan tertinggi yaitu sebesar -3,42 atau dalam kondisi amat sangat kering yang terjadi pada bulan Juni tahun 2012 di Stasiun Hujan Plaosan. Tingkat keparahan kekeringan rerata selama 21 tahun (2002-2022) didominasi dengan kondisi “Normal” dengan nilai persentase sebesar 68,22% dan total kejadian 1.348. Hasil analisis peta sebaran kekeringan banyak terjadi kondisi amat sangat kering pada bulan November tahun 2006 dan kondisi sangat kering pada bulan April tahun 2010 akan tetapi kondisi normal terjadi pada bulan Juni 2017 dan bulan Agustus tahun 2021. Kata
- ItemAnalisis Indeks Kekeringan Dengan Metode Standarized Precipitation Index (SPI) Di Kabupaten Kulon Progo(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-10-07) EKA WULANDARIAnalisis Indeks Kekeringan dengan Metode Standarized Precipitation Index (SPI) di Kabupaten Kulon Progo” Skripsi. Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu daerah yang terdampak cukup parah karena adanya bencana kekeringan, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sebaran kekeringannya dan dapat meminimalisir dampak bencana kekeringan. Penelitian ini dilakukan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo dan Serang di Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai indek, tingkat keparahan dan peta sebaran kekeringan di Kabupaten Kulon Progo. Analisis ini menggunakan Metode Standarized Precipitation Index (SPI) dengan menggunakan data curah hujan selama 21 tahun (2002-2022) dari 8 stasiun hujan. Periode SPI yang digunakan adalah periode defisit 6 bulanan. Data curah hujan diuji konsistensinnya menggunakan metode kurva massa ganda. Hasil dari uji konsistensi data curah hujan selanjutnya digunakan untuk menganalisis indeks kekeringan menggunakan Software Microsoft Excel, sedangkan pemetaan sebaran kekeringan menggunakan Software Arc Gis. Hasil analisis indeks kekeringan menunjukkan bahwa pada periode defisit 6 bulanan nilai indeks kekeringan tertinggi yaitu sebesar -3,42 atau dalam kondisi amat sangat kering yang terjadi pada bulan Juni tahun 2012 di Stasiun Hujan Plaosan. Tingkat keparahan kekeringan rerata selama 21 tahun (2002-2022) didominasi dengan kondisi “Normal” dengan nilai persentase sebesar 68,22% dan total kejadian 1.348. Hasil analisis peta sebaran kekeringan banyak terjadi kondisi amat sangat kering pada bulan November tahun 2006 dan kondisi sangat kering pada bulan April tahun 2010 akan tetapi kondisi normal terjadi pada bulan Juni 2017 dan bulan Agustus tahun 2021.
- ItemANALISIS INDEKS KEKERINGAN MENGGUNAKAN METODE (SPI) DI KABUPATEN MAGELANG(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-03-27) RIZKY TEDY KURNIAWANDampak kekeringan terjadi pada berbagai sektor terutama pertanian, perkebunan, kehutanan, sumberdaya air, dan lingkungan. Penelitian ini berada di lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo dan (DAS) Bogowonto yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Penelitian bertujuan untuk menganalisis tingkat keparahan kekeringan dan sebarannya sehingga bencana kekeringan dapat diminimalisir dampaknya dengan melihat daerah yang rawan terhadap kekeringan. Metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan Geographical Information System (GIS) dengan mengunakan data curah hujan periode 19 tahun. Periode SPI yang digunakan adalah periode defisit 6 bulanan SPI-6. Perhitungan nilai indeks kekeringan dan pemetaan sebaran kekeringan dilalukan pada DAS Progo dan DAS Bogowonto Kabupaten Magelang dengan menggunakan data curah hujan, data koordinat stasiun hujan dan peta batas wilayah administrasi. Sedangkan pemetaan sebaran kekeringan menggunakan aplikasi Geographical Informasi System (GIS). Pada penelitian ini perhitungan indeks kekeringan dan pemetaan sebaran kekeringan dilakukan untuk periode defisit 6 bulan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik tiap bulannya. Dari hasil analisis sebaran kekeringan metode SPI dapat diketahui apabila stasiun hujan pada DAS Progo dan DAS Bogowonto menghasilkan kekeringan terendah yaitu terjadi di stasiun Mungkid pada bulan Oktober 2019 sebesar - 3,388. Sedangkan nilai SPI tertinggi terjadi di stasiun Borobudur pada bulan September 2016 sebesar 2,295. Hal ini menunjukan bahwa DAS Progo dan DAS Bogowonto wilayah Kabupaten Magelang memiliki resiko bencana kekeringan yang rendah
- ItemAnalisis Keandalan Kelengkapan Sistem Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung (Studi Kasus: RSUD R.A.A Tjokronegoro, Kabupaten Purworejo)(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-08-22) Dony AdityaKebakaran merupakan salah satu peristiwa yang tidak diinginkan dan tidak terkendali karena sifatnya membahayakan dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat, maka kebakaran dikategorikan sebagai salah satu bentuk bencana. Kebakaran merupakan potensi bahaya yang dapat terjadi pada bangunan terutama pada fasilitas publik seperti halnya Rumah Sakit Umum Daerah. Sebagaimana Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A Tjokronegoro yang terletak pada Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo yang dimana faktor keselamatan gedung dan keselamatan pasien ataupun pengunjung rumah sakit harus diperhatikan terkait dengan keandalan sistem proteksi kebakaran yang dimiliki oleh RSUD R.A.A Tjokronegoro. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis keandalan sistem proteksi kebakaran pada gedung RSUD R.A.A Tjokronegoro. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A Tjokronegoro sebagai wujud pelayanan terhadap masyarakat tentunya harus memenuhi aspek keselamatan yang dimana kriteria-kriteria tersebut diatur dalam Pd-T-11-2005-C yang digunakan sebagai acuan oleh pihak auditor meliputi Kelengkapan Tapak, Sarana Penyelamatan, Sistem Proteksi Aktif, Sistem Proteksi Pasif. Hasil tingkat kesesuaian nilai komponen sistem proteksi aktif memiliki nilai yang paling rendah yaitu sebesar 18,53% , sedangkan komponen kelengkapan tapak sebesar 23,75% , sarana penyelamatan 23,18% , dan sistem proteksi pasif 21,84%. Dapat disimpulkan nilai tingkat keandalan keselamatan sistem proteksi kebakaran yaitu sebesar 88,29%, yang artinya keandalan sistem proteksi kebakaran dalam kondisi baik.
- ItemAnalisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Bersih Sampai Dengan Tahun 2034 di Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-08) Agam RamadiPenelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis jumlah kebutuhan air bersih yang harus dipenuhi Perumda Air Minum Tirta Perwitasari Unit Pituruh, Kabupaten Purworejo, (2) menganalisis jumlah ketersediaan air bersih Perumda Air Minum Tirta Perwitasari Unit Pituruh, Kabupaten Purworejo, dan (3) neraca kebutuhan dan ketersediaan air bersih Perumda Air Minum Tirta Perwitasari Unit Pituruh, Kabupaten Purworejo. Populasi pada penelitian ini adalah penduduk Kecamatan Pituruh. Dalam penelitian ini akan memperkirakan kebutuhan air bersih berdasarkan data-data sekunder yang ada. Ketersediaan air saat ini bersumber dari IPA Balingasal dengan alokasi 50 liter/detik. proyeksi kebutuhan dan ketersediaan air bersih untuk wilayah Kecamatan Pituruh menggunakan metode kuantitatif untuk memproyeksi pertumbuhan penduduk 10 tahun yang akan datang, kemudian membandingkan antara kebutuhan dan ketersediaan air bersih sampai tahun 2034. Hasil analisis deskriptif yang didapat menunjukkan bahwa kebutuhan air bersih di Perumda Air Minum Tirta Perwitasari unit pelayanan Kecamatan Pituruh pada tahun 2034 yang mengacu pada pertumbuhan jumlah penduduk. Debit yang dibutuhkan pada tahun 2034 adalah sebesar 74,19 liter/detik, sedangkan jumlah alokasi air bersih oleh Perumda Air Minum Tirta Perwitasari unit pelayanan Kecamatan Pituruh hanya sebesar 50 liter/detik. Perhitungan neraca air dapat disimpulkan bahwa terjadi defisit ketersediaan air dengan rata-rata defisit sebanyak -19,68 liter/detik, selama 10 tahun mendatang. IPA Balingasal masih dapat menambah debit eksisting hingga 100 liter/detik, sehingga kebutuhan air masyarakat dapat terjamin.
- ItemAnalisis Kebutuhan Ruang Parkir Di Area Kampus I Universitas Muhammadiyah Purwore(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-08-19) Agung SuwitoPertumbuhan jumlah mahasiswa dan aktivitas akademik di Universitas Muhammadiyah Purworejo khususnya di area Kampus I menyebabkan peningkatan kebutuhan ruang parkir. kondisi ini menimbulkan masalah apabila kapasitas ruang parkir yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan aktual di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik parkir, jumlah satuan ruang parkir, luas lahan parkir, dan perkiraaan pelayanan parkir sampai dengan tahun 2029. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu metode penelitian survei secara langsung di lapangan, serta mencari data-data yang diperlukan. Pelaksanaan survei dilakukan 9 jam (07.00 – 16.00) pada hari Senin – Jumat untuk mengetahui jam puncak dan hari puncak. dari data kendaraan dilakukan analisis untuk mendapatkan akumulasi parkir, volume parkir, durasi parkir, angka pergantian parkir (turn over), indeks parkir, kebutuhan parkir, kapasitas parkir. Hasil penelitian kinerja di area kampus 1 Universitas Muhammadiyah Purworejo untuk parkir kendaraan sepeda motor didapatkan kapasitas dasar 675 SRP dan untuk mobil 18 SRP, nilai indeks parkir kendaraan sepeda motor sebesar 85,8 % dan untuk mobil 94,4%, nilai tingkat pergantian parkir motor sebesar 0,18 kendaraan/SRP/jam dan mobil 0,17 kendaraan/SRP/jam. Di lokasi ini durasi parkir rata-rata kendaraan sepeda motor 3,08 jam (184,8 menit) dan mobil 1,57 jam (94,2 menit) dengan lama pengamatan 9 jam. Sementara untuk saat ini lahan parkir di kampus 1 Universitas Muhammadiyah Purworejo untuk parkir kendaraan sepeda motor, dan mobil sudah cukup memadai. Hasil penelitian menunjukkan permintaan parkir di area kampus I Universitas Muhammadiyah Purworejo pada 5 tahun yang akan datang untuk kendaraan sepeda motor 467 SRP dan mobil 6 SRP
- ItemANALISIS KEHILANGAN GAYA PRATEGANG GIRDER PADA JEMBATAN LUSAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SOLO – YOGYAKARTA – NYIA KULONPROGO(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-07-22) Candra Kuncoro JatiJalan raya perlu dibangun untuk mendukung mobilitas ekonomi dan sosial. Salah satunya pembangunan Jalan Tol Solo – Yogyakarta – NYIA Kulonprogo. Dalam proyek ini dibangun beberapa jembatan melewati sungai atau jurang yang ada. Jembatan yang dibangun dalam proyek ini menggunakan balok prategang yang didalamnya diberi kabel baja sebagai upaya menaikan kuat tarik beton. Balok mengalami kehilangan gaya prategang sehingga perlu dihitung apakah kehilangan gaya prategang yang dialami masih dalam kondisi yang diizinkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besar kehilangan prategang suatu beton girder. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif yaitu melakukan perhitungan dari data yang didapatkan. Sumber data untuk pengerjaan tugas akhir ini berasal dari pihak perusahaan PT Adhi Karya Persero Tbk. Kehilangan prategang jangka pendek terditi dari perpendekan elastis beton, gesekan sepanjang tendon dan slip angkur. Kehilangan gaya prategang jangka panjang terdiri dari rangkak pada beton, susut pada beton dan relaksasi tendon. Hasil penelitian didapatkan tegangan awal sebesar 1433,121 MPa dan kehilangan prategang direncanakan 30%. Kehilangan gaya prategang jangka pendek akibat gesekan sepanjang tendon 30,806 MPa. Akibat slip angkur 29,250 MPa, akibat perpendekan elastisitas beton 70,207 MPa. Persentase kehilangan gaya prategang jangka pendek sebesar 9,098%. Kehilangan gaya prategang jangka panjang akibat rangkak pada beton yang mengalami kehilangan gaya prategang 162,596 MPa. Akibat susut pada beton 30,179 MPa, akibat relaksasi tendon 82,640 MPa, persentase kehilangan gaya prategang jangka panjang adalah 19,218%. Nilai kehilangan gaya prategang total sebesar 407,678 MPa atau 28,307% dari tegangan awal. Presentase tersebut masih dalam batas aman karena di bawah nilai persenase kehilangan gaya prategang yang direncanakan
- ItemAnalisis Kekeringan dengan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) di Kabupaten Bantul(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-01-25) FANI ANGGRAENIKekeringan di Kabupaten Bantul menyebabkan timbulnya dampak kekeringan sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sebaran kekeringannya. Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo dan DAS Opak di Kabupaten Bantul. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat keparahan kekeringan dan sebarannya sehingga bencana kekeringan dapat diminimalisir dampaknya dengan melihat lokasi yang beresiko terhadap kekeringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Standardized Precipitation Index (SPI) dengan menggunakan data curah hujan periode 18 tahun. Periode SPI yang digunakan adalah periode defisit 6 bulanan (SPI-6). Hasil perhitungan diplotkan dan dipetakan kedalam Arcgis dengan menggunakan data curah hujan, data titik koordinat stasiun hujan serta peta wilayah administrasi perbatasan Kabupaten Bantul untuk mengetahui sebaran kekeringannya. Analisis indeks sebaran kekeringan metode SPI pada DAS Progo dan DAS Opak Kabupaten Bantul menghasilkan indeks kekeringan terkecil yaitu -3,66 yang terjadi di bulan April Tahun 2010 pada Stasiun Hujan Karang Ploso yang berada di Kecamatan Piyungan. Hasil analisis peta sebaran kekeringan pada DAS Progo dan DAS Opak Kabupaten Bantul diperoleh hasil rerata bahwa semua wilayah di Kabupaten Bantul termasuk dalam kategori kekeringan normal sehingga tingkat kekeringannya rendah. Kekeringan tertinggi banyak terjadi pada bulan Juni dan bulan Juli akan tetapi kekeringan tidak terjadi pada Tahun 2017
- ItemAnalisis Kekeringan dengan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) di Kabupaten Bantul(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-01-05) FANI ANGGRAENIKekeringan di Kabupaten Bantul menyebabkan timbulnya dampak kekeringan sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sebaran kekeringannya. Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo dan DAS Opak di Kabupaten Bantul. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat keparahan kekeringan dan sebarannya sehingga bencana kekeringan dapat diminimalisir dampaknya dengan melihat lokasi yang beresiko terhadap kekeringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Standardized Precipitation Index (SPI) dengan menggunakan data curah hujan periode 18 tahun. Periode SPI yang digunakan adalah periode defisit 6 bulanan (SPI-6). Hasil perhitungan diplotkan dan dipetakan kedalam Arcgis dengan menggunakan data curah hujan, data titik koordinat stasiun hujan serta peta wilayah administrasi perbatasan Kabupaten Bantul untuk mengetahui sebaran kekeringannya. Analisis indeks sebaran kekeringan metode SPI pada DAS Progo dan DAS Opak Kabupaten Bantul menghasilkan indeks kekeringan terkecil yaitu -3,66 yang terjadi di bulan April Tahun 2010 pada Stasiun Hujan Karang Ploso yang berada di Kecamatan Piyungan. Hasil analisis peta sebaran kekeringan pada DAS Progo dan DAS Opak Kabupaten Bantul diperoleh hasil rerata bahwa semua wilayah di Kabupaten Bantul termasuk dalam kategori kekeringan normal sehingga tingkat kekeringannya rendah. Kekeringan tertinggi banyak terjadi pada bulan Juni dan bulan Juli akan tetapi kekeringan tidak terjadi pada Tahun 2017.
- ItemAnalisis Kepadatan Lapis Pondasi Atas Pada Peningkatan Jalan Nasional Ruas Jalan Ayah – Jladri Kabupaten Kebumen(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-02-28) Rachmat FauzanKabupaten Kebumen. Pada tahun 2023 melalui progam IJD (Intruksi Jalan Daerah Presiden) Ruas Jalan Ayah – Jladri dilakukan rekontruksi berupa pelebaran jalan berbasis long segment. Upaya meminimalisir terjadinya kerusakan pada lapis pondasi kelas A yang di akibatkan oleh faktor cuaca di lapangan maka dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai OMC (Optimum Moisture Content)/ kadar air dan menganalisis nilai Density/ kepadatan lapis pondasi atas kelas A di lapangan dengan standar yang berlaku di spesifikasi SNI 03-2828-1992. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Data yang digunakan penelitian yaitu dari survai lokasi dan melakukan pengujian Sand Cone Test pada STA 16+150, STA 16+200, STA 16+250 jalan akses ruas kiri. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengujian Sand Cone Test pada lapis pondasi atas, didapatkan hasil nilai Density/ kepadatan lapangan sebesar STA 16+150 yaitu 99,96% STA 16+200 yaitu 99,64 % STA 16+250 yaitu 99,70% dan pengujian OMC (Optimum Moisture Content)/ kadar air STA 16+150 yaitu 8,4% STA 16+200 yaitu 8,2% STA 16+250 yaitu 8,1%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji Sand Cone Test pada lapis pondasi atas sudah memenuhi standar spesifikasi SNI 03-2828-1992 yaitu > 95% dari faktor kepadatan.
- ItemANALISIS KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE SURFACE DISTRESS INDEX (SDI) DAN PERENCANAAN LAPIS TAMBAHAN (OVERLAY) MENGGUNAKAN METODE AASHTO 1993 (Studi Kasus: Jalan Diponegoro STA 4+000 – STA 5+000 dan Jalan Gesing-Watukuro STA 0+000 – STA 1+000)(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-08-27) Haniun NisaPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kerusakan jalan yang terjadi pada kedua ruas jalan dengan menggunakan metode Surface Distress Index (SDI) yang meliputi jenis kerusakan, tingkat kerusakan, kelayakan jalan serta prioritas perbaikan. Selain itu juga untuk menganalisis tebal lapis tambahan pada ruas jalan yang mengalami kerusakan berdasarkan perhitungan menggunakan AASHTTO 1993, dengan mempertimbangkan volume lalu lintas, dan daya dukung tanah melalui pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menekankan survei lapangan untuk mendapatkan data yang dapat dianalisis. Analisis data kerusakan jalan menggunakan metode Surface Distress Index (SDI). Untuk perhitungan tebal lapis tambahan (overlay) menggunakan metode AASHTO 1993. Hasil penelitian kerusakan pada Jalan Gesing-Watukuro STA 0+000- 1+000 terdapat kerusakan luas retak, lebar retak, jumlah lubang, dan bekas roda. Nilai SDInya terdapat beberapa nilai yaitu 235, 245, 255, sehingga masuk ke dalam klasifikasi rusak berat dengan penanganan berupa rekonstruksi jalan. Nilai LHR rata-rata sebesar 142 kendaraan/hari. Nilai CBR rata-rata sebesar 7,46%, sehingga hasil perhitungan tebal lapis tambah (overlay) sebesar 1 inci atau 2,5 cm. Untuk Jalan Diponegoro STA 4+000-5+000 terdapat kerusakan luas retak, lebar retak, dan lubang. Nilai SDI sebesar 235 sehingga termasuk rusak berat dengan penanganan berupa rekonstruksi jalan. Nilai LHR rata-rata sebesar 148 kendaraan/hari. Nilai CBR rata-rata sebesar 7,92%, sehingga hasil perhitungan tebal lapis tambah (overlay) sebesar 1 inci atau 2,5 cm. Namun, untuk nilai minimum hamparan aspal AC adalah 4 cm sehingga nilai lapis tambah AC yaitu 4 cm.
- ItemAnalisis Kerusakan Perkerasan Jalan Dengan Menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) (Studi Kasus : Jalan Tuan Surotrunan Sampai Jalan P.Bumidirjo, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah)(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2025-02-27) Kukuh KurniawanJalan merupakan salah satu infrastruktur transportasi yang memiliki peran krusial dalam menunjang mobilitas masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu wilayah. Kerusakan pada perkerasan jalan dapat berdampak negatif terhadap kelancaran aktivitas masyarakat, meningkatkan risiko kecelakaan, serta menurunkan efisiensi transportasi dan distribusi barang serta jasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan perkerasan jalan Tuan Surotrunan sampai P.Bumidirjo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen dan nilai kondisi perkerasan jalan sehingga dapat menentukan cara perbaikanya. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pavement Condition Index (PCI). Dalam metode PCI, tingkat keparahan kerusakan perkerasan merupakan fungsi dari 3 faktor utama yaitu: tipe kerusakan, tingkat keparahan kerusakan, dan jumlah atau kerapatan kerusakan. PCI ini merupakan indeks numerik yang nilainya berkisar diantara 0 sampai 100. Nilai 0 menunjukkan perkerasan dalam kondisi sangat rusak dan nilai 100 menunjukkan perkerasan dalam kondisi sangat sempurna. Hasil kerusakan pada ruas jalan Tuan Surotrunan sampai P.Bumidirjo sepanjang 3000m adalah retak kulit buaya, retak memanjang, retak blok, retak slip, tambalan, lubang, butiran lepas. Nilai PCI pada ruas tersebut yaitu 67,27 dengan kondisi good berdasarkan rating.
- ItemAnalisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessement, and Determining Control) Pada Pekerjaan Girder Proyek Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 1(Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024-08-16) MustakimProyek pembangunan jalan tol merupakan proyek pembangunan dengan risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Angka kecelakaan kerja di Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Diantaranya telah terjadi 5 kali kecelakaan kerja khususnya pekerjaan erection girder di tahun 2017. Tingginya tingkat kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerjaan girder menunjukan adanya potensi risiko yang belum teratasi dengan baik. Pada proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta-Bawen seksi 1 terdapat pekerjaan girder yang mempunyai potensi risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi karena kegiatannya sangat kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi risiko bahaya yang ditimbulkan, kemudian menganalisis penilaian tingkat risiko serta pengendalian yang bisa digunakan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dan meningkatkan keselamatan di tempat kerja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessement, and Determining Control). Metode ini berisi tentang identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan penentuan pengendalian dari risiko tersebut. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi di lapangan atau sumber dari buku, jurnal, wawancara, dan kuisioner. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pekerjaan girder Proyek Tol Yogyakarta-Bawen seksi 1 memiliki level risiko tinggi. Adapun 45 potensi risiko yang teridentifikasi diperoleh 7 risiko dengan tingkat risiko ekstrim (15,55 %), 13 risiko dengan tingkat risiko tinggi (28,88 %), 21 risiko dengan tingkat risiko sedang (46,66 %), dan 4 risiko dengan tingkat risiko rendah (8,88 %). Pengendalian risiko pada penelitian ini yaitu berupa rekayasa teknik, pengendalian administrasi, dan pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) lengkap seperti helm safety, rompi safety, full body harness, sarung tangan, dan sepatu safety.